Mohon tunggu...
Husna Nadin Mayla Zulfa
Husna Nadin Mayla Zulfa Mohon Tunggu... Mahasiswa - if u can't do what u love, love what u do

Life is Unstoppable Learning

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Pilihan

Perasaan Cemas dan Stres serta Persepsi yang Perlu Diatur oleh Setiap Individu

15 Maret 2021   11:53 Diperbarui: 15 Maret 2021   13:26 686
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Cemas sehari-hari pun dapat mempengaruhi kondisi atau kesehatan fisik. Sebagai contoh yang sederhana ketika ada orang yang tidak terbiasa melakukan public speaking,  hendak melakukan sambutan didepan umum, pasti dia merasa grogi atau nerveous. Bisa dengan gemetar, selalu ingin mengeluarkan air kecil, atau bahkan ingin buang air besar. Cemas karena nerveous inilah mengakibatkan meningkatnya saraf otonom, yakni sistem saraf yang mengatur kinerja organ-organ yang bekerja sendiri tanpa perintah. Contohnya jantung dan paru-paru.

Sebagai sosok individu yang memiliki pengalaman dan fenomena yang berbeda pada kehidupannya masing-masing, kita perlu untuk waspada terhadap perasaan cemas yang menghantui kita sehari-hari, walaupun cemas kecil sekalipun.

Karena seperti penjelasan diawal tadi bahwa otak kita memiliki kemampuan adaptasi, kita juga harus mengaturnya. Ibarat objek stres dianalogikan sebagai sebuah botol. Botol tersebut jika terisi dengan air terus-menerus pasti akan penuh bahkan hingga tidak cukup menampung. Air disini kita ibaratkan sebagai perasaan stres, cemas, khawatir. Kita perlu mengetahui cara agar botol itu tidak terus-menerus terisi air hingga penuh.

Oleh karena itu kita perlu melakukan manajemen cemas dan manajemen persepsi atau anggapan. Kita harus bisa mengatur apa yang hendak kita lakukan terhadap perasaan itu. 

Coba belajar untuk mengenali perasaan stres yang dialami, perlahan cari tahu sumber masalah stres tersebut.

Sebagai contoh kita stres dan sedang pusing, lelah, karena banyak sekali tugas dari pengajar yang diberikan kepada mahasiswa. Belum lagi kegiatan rapat organisasi baik eksternal maupun internal kampus. 

Menerima dan mengakui perasaan 

Tidak menutup kemungkinan bahwa kita juga harus menerima perasaan stres yang kita alami lelah, pusing, hingga stres akan hal itu. Akan tetapi, jangan terlalu larut merenungi kelelahan itu.

Setelah dapat menerimanya dan mengetahui, kita bisa beranggapan atau menciptakan persepsi baik

Setelah merasakan dan mengakui  mumet dan stres yang dialami, janganlah terlalu larut, coba ciptakan persepsi seperti "oke iya capek tugas kampus dan organisasi banyak, tapi ini adalah sebuah proses pembelajaran dan bukan berarti tidak bisa selesai. aku bisa melakukannya dengan rileks atau sambil mendengarkan musik, kemudian kalau capek gaada salahnya aku istirahat sejenak untuk merefresh otak"

Mencatat hal-hal apapun yang membuat kita bahagia. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun