Apalagi ciri khas sapaan Dave, " Dulur!" Disetiap pembukaan Vlog-nya yang ramah. Membuat seolah penonton merasa 'diorangkan', bukan dijadikan obyek demi bagian dari duit Adsense semata.
Begitulah seharusnya Vlog. Karena Vlog bukan program TV komersial yang demi mengejar rating, kadang-kadang harus melakukan provokasi berbau politis yang bikin panas hati dan panas kuping melalui program debat politik tak berkesudahan. Ada juga stasiun TV yang seolah membuat siarannya kayak Videotron. Film 3 menit, iklan 5 menit. Iklan 5 menit, film 3 menit.
Seharusnya stasiun-stasiun TV swasta di Indonesia belajar pada para Vlogger macam dua contoh yang saya sebutkan diatas.
Kalau tayangan Stasiun Televisi Swasta masih gitu-gitu aja, saya gak yakin mereka akan bertahan menghadapi berbagai gempuran dari para Vlogger yang makin hari makin berkualitas.
Dua Vlogger itu hanya dua dari sekian ratus Vloger yang sanggup menyajikan konten video berkualitas. Bayangkan betapa besar ancaman Vloger terhadap keberadaan Stasiun Televisi Swasta.
Satu hal yang perlu dilakukan Stasiun televisi Swasta, meningkatkan kualitas tayangan. Masyarakat jaman sekarang yang jadi target untuk menonton makin cerdas.
Duit iklan?
Ah, sudahlah, para 'pedagang' sekarang lebih suka membelanjakan anggaran iklan di kanal Video berkualitas daripada di Stasiun Televisi Swasta. Selain lebih murah, juga lebih efektif menjangkau target market pembeli.Â
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H