Karena melakukan perjalanan pada malam hari, saya merasa kurang puas menikmati perjalanan melewati beberapa kabupaten dan kota di Kalteng. Saya akan merasa senang dan puas bila perjalanan pada siang hari, walau sekedar melewatinya saja, tidak singgah. Kalau pada malam hari, karena baru pertama kali, pemandangan yang saya lihat akan hilang, tidak berkesan sama sekali.
Tapi syukurlah, saya masih bisa ikut dalam perjalanan jauh ini. Bisa pergi ke Sampit dengan gratis, khususnya ke Pantai Ujung Pandaran, lokasi Makam Syekh Haji Abu Hamid itu berada. Selain ke sana rombongan juga sempat ziarah ke beberapa makam ulama di sekitaran kota Sampit. Tapi saya lupa nama Ulama tersebut.
Rombongan tiba di rumah salah seorang teman anggota rombongan untuk istirahat, sekitar dinihari. Katanya untuk ke lokasi Makam Ulama di Ujung Pandaran masih beberapa jam lagi menempuh perjalanan darat.
Saat di rumah itu tak disia-siakan untuk istirahat, mandi, dan bersantai. Juga membenahi hal-hal yang kurang lainnya. Pada pagi hari sempat bersama teman-teman jalan-jalan  seputar kampung kami singgah. Juga pergi ke pinggir sungai melihat aktivitas warga setempat.
Setelah makan pagi rombongan berangkat menuju Ujung Pandaran. Saya tak tahu pasti berapa jaraknya dengan rumah, tempat kami singgah untuk istirahat tadi. Yang pasti pantat terasa sakit dan penat untuk bisa sampai ke tempat yang dituju. Beberapa kali saya berdiri, untuk memulihkan rasa penat tersebut.
bersama rombongan Ziarah dan Silaturrahmi dengan latar baliho Water Sport Pandaran Wisata, Ujung Pandaran, Sampit, Kabupaten Kotawaringin Timur, Kalteng, tahun 2017 silam. Foto : Akhmad Husaini
Setibanya di kawasan pantai kami turun, kaki langsung menyerbu beberapa spot menarik di sana. Ada wahana permainan anak, rumah adat Dayak, banana boat, dsb. Lokasi Makam Syekh Haji Abu Hamid berjarak sekitar ratusan meter dari lokasi rombongan pada awal berhenti. Ke makam, rombongan menggunakan dua buah mobil bak terbuka yang disewakan pengelola pantai, dengan membayar ratusan ribu rupiah untuk menuju ke sana.
di Pantai Ujung Pandaran, Sampit, Kalteng, tahun 2017. Foto : Akhmad Husaini
Di lokasi makam sudah banyak orang berziarah. Mungkin dari mereka dari daerah lain di Kalimantan Tengah. Kami lalu secara bersama membaca Surah Yasin dan Do'a untuk dihadiahkan kepada Syekh Haji Abu Hamid dan beberapa orang yang bermakam di sana. Setelah itu kami beranjak kembali ke Pantai Ujung Pandaran. Puas di sana, kami lalu meninggalkan lokasi melanjutkan perjalanan ke tempat lain.
dengan dua penjaga Makam Syekh Haji Abu Hamid, di Ujung Pandaran, Sampit, Kabupaten Kotawaringin Timur, Kalteng, tahun 2017 silam. Foto : Istimewa
Ada beberapa makam ulama yang kami ziarahi di sepuatarn kota Sampit. Salah satunya yang berada di area sebuah Pondok Pesantren. Kami harus masuk dan minta izin dulu ke pengurus Pondok Pesantren agar bisa dengan aman dan nyaman ziarahnya. Menuju lokasi makam yang berada di bagian belakang. Di sana kami membaca Do'a untuk dihadiahkan kepada Ulama bermakam di sana, setelah  itu kami meneruskan perjalanan pulang.