Dugal, Mudrik, Bapak Rendra, dan Thaliban, jalan-jalan pagi Sabtu. Mereka melihat suasana Pelaigatan. Lalu pergi ke pantai. Pergi ke dermaga melihat suasana laut pagi hari yang indah. Melihat warga setempat yang sedang mencari ikan dengan cara memancing menggunakan nilon dan kawat, tanpa pancing atau unjun.
Selain buhan Dugal ada juga peserta Aruh Sastra yang memanfaatkan waktu untuk menikmati pagi indah. Mumpung berada di Pagatan. Mereka bisa sepuasnya ber-swafoto dengan latar pemandangan laut dalam segala aktivitasnya.
Mentari mulai menyembulkan diri. Kehangatan mulai merayap tubuh mereka yang berada di dermaga. Karena tak ada tempat berteduh, sementara sinar mentari langsung menusuk tubuh. Dirasa sudah puas, Dugal dan rekannya kembali ke penginapan.
Jaraknya lumayan juga, ada sekitar 2 kilometer. Mereka berjalan kaki. Hitung-hitung olahraga pagi. Jarang-jarang Dugal di kampung bisa seperti itu. Ia lebih banyak kemana-mana bersepeda motor. Jadi kesehatan itu penting, dengan menjaga tubuh agar tetap sehat.
Saat berada di dermaga pantai Pagatan, lewat HP, Hj Fatma memberitahu Dugal, ia akan berangkat ke tempat kerja. Jadi di rumah tinggal ibu, ditemani Acil-nya saja.
"Ulun ka sakulahan dahulu Kanda ai," ujar Hj Ftama.
"Iya silakan, selamat berangkat dan bekerja. Semoga tugas hari ini dapat dijalankan dengan baik," ujar Dugal.
Saat tiba di rumah penginapan, suasana ramai rekan-rekan Dugal yang kahimungan. Makan pagi sudah tiba. Panitia Aruh Sastra Seksi Konsumsi mengantar bungkusan plastik besar berisi nasi kotak untuk seluruh anggota rombongan.
Pas sekali. Saat Dugal dan temannya baru datang dari dermaga. Langsung mengambil jatah, nasi kotak itu lalu menuju tempat makan masing-masing. Dugal tentu menuju ruang belakang. Karena ada pesan dari Hj Fatma, di atas meja sudah menyiapkan untuk Dugal berupa masakan istimewa.
Di atas meja yang tertutup tutudung biru itu ada telur mata sapi, nasi goreng beserta sirup hangat. Karena sudah diberitahu Hj Fatma letaknya, lantas Dugal mengambil, lalu membawanya ke tempat ia berbaring.
Di sana ia menikmati makan berupa nasi goreng, telur mata sapi dan segelas sirup hangat. Untuk nasi kotak, berupa ayam goreng. Bisa dimakan lain waktu. Melihat yang dimakan berbeda dengan yang lain, tentu rekannya yang melihat hinawa.