Mereka pulang berjalan kaki. Sudah memberitahu rekan yang lainnya. Karena acara seminar sastra masih sejam lagi. Kondisi kesehatan Dugal memang kurang fit sejak dari rumah. Karena kesibukannya bekerja.
Sehari sebelumnya, ia baru datang dari Kaltim. Di sana ada banyak kegiatan yang ia ikuti, yang berhubungan dengan aktivitasnya sebagai seorang blogger traveller. Ia memang senang jalan-jalan.
Setibanya di penginapan, saat itu di rumah ada ibunya Hj Fatma. Dugal langsung berbaring di pembaringan, tempat mereka tidur, di ruang belakang.
Tahu begitu ibunya Hj Fatma bertanya. Lalu beliau memberitahu Hj Fatma yang sedang menjalankan tugasnya di madrasah. Tapi Dugal bilang tak usah diberitahu, ia tidak ingin mangalihakan orang.
Sementara itu Thaliban berada di teras rumah asyik main telepon seluler baru saja pulang dari kios membelikan Dugal obat penurun panas. Setelah minum obat Dugal tertidur. Sekitar setengah jam kemudian Hj Fatma datang. Ia langsung mendatangi ruang belakang dimana Dugal berada.
Saat melihat Dugal tidur, ia agak tenang. Lantas pergi ke kamar ganti pakaian. Keluar menyiapkan makan siang keluarganya. Berbincang akrab dengan Thaliban, tentang masalah Dugal barusan tadi. Dengan apa adanya Thaliban menceritakannya kepada Hj Fatma.
Lalu Hj Fatma kembali ke dapur bersama ibunya. Di masjid terdengar orang maayat. Takut pamali tidur saat tengah hari, dengan begitu terpaksa Hj Fatma mendatangi Dugal idur. Menggamit bahunya sambil memanggil namanya. Dugal terbangun. Ia terkejut melihat Hj Fatma ada dihadapannya. Hj Fatma minta maaf.
"Maaf ulun manggarak pian. Orang maayat di masjid, parak Dzuhur, pamali guring," ujar Hj Fatma tersenyum.
Dugal bangkit dari tidur, tapi kondisi tubuhnya saat itu masih lemah.
"Ulun bangun tapi di sini saja nah masih balum sigar," ujar Dugal, sembari bersandar di kursi L tak jauh dari ia berbaring sebelumnya.
Hj Fatma datang ke tempat Dugal berbaring, membawakan segelas sirup hangat dan beberapa potong wadai. Sambil menemani Dugal. Mereka berbincang akrab. Sakit Dugal seakan-akan pulih dengan segera, akibat perhatian yang luar biasa dari Hj Fatma.