"Selamat, jangan malas-malasan."
"Selamat yah, pertahankan prestasinya."
"Selamat, kamu salah satu siswa baik yang kukenal. Teruslah jadi baik." Ucapan selamat untukku dari guruku, ia langsung memelukku.Â
Sesi ini tanpa air mata, bahkan dengan senyum bahagia. Melihat kami belajar dan melepaskan kami untuk pendidikan selanjutnya. Para guru memberi ucapan selamat untuk para siswa dan juga banyak nasehat serta kalimat motivasi yang akan diterima.Â
Suasana SMP agak beda dari SD. Tapi aku masih senang dengan aktivitas kelas yang mengasyikkan. Hanya saja di waktu istirahat, sudah tidak ada permainan di luar kelas. Selain jajan di kantin, teman-teman biasa main di kelas misalnya main TTS atau yang sejenisnya. Dan yang tidak hilang juga adalah perbincangan antar siswa.Â
"Guru ini itu galak banget. Gak ngumpulin tugas wuh habis kita dimarahin. Killer."
"Killer? Tapi diakan tidak membunuh."
"Dia membunuh, membunuh pikiranku. Aku itu bisa berpikir tapi karena cara bicaranya yang begitu, marah mulu. Itu pikiranku jadi mati."
"Nah kan, terus guru sana itu jarang banget masuknya. Kelas kosong mulu kalau jam pelajaran."
"Iya, gak disiplin banget, makan gaji buta. Gak ngajar tapi gaji jalan."
"Bukannya, guru tanpa tanda jasa?"