Mohon tunggu...
Fajrin Hardinandar
Fajrin Hardinandar Mohon Tunggu... Human Resources - Murid dari alam

Setiap fikiran yang rasional harus dimulai dari tulisan

Selanjutnya

Tutup

Money Pilihan

Darurat Sipil, Ekonomi Politik Pemerintah Pusat yang Terbaca

31 Maret 2020   19:01 Diperbarui: 31 Maret 2020   19:00 454
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Namun ajaibnya, kontribusi pajak dari orang kaya di Indonesia hanya sebesar 0,8 persen dari total penerimaan pajak. Dari sini sebenarnya kita tahu bahwa ada potensi fiskal begitu besar yang dapat digunakan tidak hanya untuk membiayai defisit fiskal dalam penanganan covid19, tapi juga digunakan bahkan untuk pemerataan pendapatan. 

Tapi yang terlihat justru pemerintah pusat takut dengan orang kaya dan korporasi, sehingga menteri keuangan lebih sering nguber-nguber pajak pedagang online dari pada korporasi. 

Jadi sebenarnya, pemerintah pusat sedang berakrobat dengan Undang-undang karantina kesehatan dan perpu darurat sipil di tengah terus meningkatnya angka pasien positif covid19 di Indonesia. 

Berusaha untuk menghasilkan cost efficiency dengan mengorbankan masyarakat kelas menengah ke bawah. Kebijakan darurat sipil yang seakan-akan melenyapkan keabsahan dari pendekatan karantina kesehatan, khususnya karantina wilayah dalam penanganan covid19 di Indonesia kami pikir memiliki aroma pekat neolib yang syarat political of cost efficiency.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Money Selengkapnya
Lihat Money Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun