Sekali lagi, aku berpikiran positif, mungkin Oci sudah kembali ke mess. Ayu melihatku, lalu berkata,
"Udah?"
Aku mengangguk mengiyakan.
"Balik yuk." ajaknya. Kami pun segera meninggalkan bangunan khusus MCK antara mess putri ini.
Butuh 3 menit untuk sampai ke kamar kami. Tidak ada yang tertarik berbicara di sepanjang jalan. Jembatan kayu penghubung bangunan mess dan MCK sekali-kali berderit saat kami tinjak.
Pohon-pohon besar dan tua membuat perjalanan 3 menit terasa seperti 3 jam. Untung saja pihak perusahaan berbaik hati menyediakan lampu penerang jalan.
Ayu yang biasanya cerewet kini tertunduk diam dan berjalan dalam senyap. Aku yang memang irit bicara, hanya melihat ke bawah.
Hilang nyaliku untuk melihat deretan kamar-kamar atau pohon di sisi jalan.Â
Ketika kamar kami terlihat, Ayu tampak menghela napas lega. Aku dengan cepat membuka pintu.
Mataku membelalak kaget melihat Oci tengah tertidur pulas di ranjangnya. Di kamar mandi tadi jelas sekali suara Oci dan Ayu.Â
"Yu, tadi di kamar mandi ada Oci 'kan?" tanyaku mencoba memastikan.