"Sakit perut nih, Yu. Mules banget. Ayo temenin bentar aja."
Akhirnya, Ayu dengan segala kebaikan hatinya bangkit dan menemaniku. Ia mengambil ember berisi tumpukan baju kotornya dan mulai berjalan bersamaku.
Begitu memasuki bangunan MCK, aku dengan cepat masuk ke salah satu bilik toilet. Sementara Ayu menuju kamar mandi dengan embernya.
Perhatianku terkuras habis pada perutku yang mules hingga tidak terlalu mengindahkan apapun disekitarku.
Suara gemericik air mengalir terdengar jelas, pasti Ayu menyalakan keran air. Tak lama kemudian, terdengar jelas suara Oci, teman sekamar kami yang lain. Sedang mengobrol dengan Ayu.
"Apa Oci menyusul kami kemari? Tapi langkah kakinya tidak terdengar di belakang tadi." batinku sempat bertanya.
Namun, aku mencoba berpikir positif, mungkin kami buru-buru tadi, jadi tidak menyadari ada Oci di belakang.
Pikiranku agak tenang, mengetahui Ayu memiliki teman di kamar mandi sana. Aku pun tak terburu-buru menuntaskan hajat.
Setelah urusanku selesai, dengan santai aku melangkah ke arah kamar mandi, menemui Ayu dan Oci.Â
Namun, begitu sampai disana, hanya ada Ayu yang tengah menepikan ember rendaman cuciannya. Tidak ada orang lain. Aku celingukan ke kiri dan kanan. Kosong.
Hening, tidak ada yang berbicara diantara kami, hanya gemericik air kran yang mengalir.Â