"Tantangan terbesar membuat sustainable product itu adalah materialnya nggak bisa selalu sama," ujar Nova sambil mengirimkan saya gambar baju kreasinya yang menggunakan limbah kain batik.
Alasan ini masuk akal karena kita harus mengolah limbah. Apalagi industri fashion itu penyumbang limbah terbesar kedua setelah migas.
Faktor Pendukung Ekonomi Sirkular
Masa pakai busana yang lebih panjang tentunya akan berkontribusi mengurangi limbah tekstil. Satu pakaian yang digunakan setidaknya 10 bulan, kita sudah kurangi jejak karbon gas 10 persen, bukannya itu menarik?
Diantara sekian banyak konsep ekonomi, tentu menjadi alasan mengapa circular economy bisa memberikan harapan yang lebih baik. Beberapa faktor pendukungnya antara lain :
1. Bermanfaat di Bidang Ekonomi
Dalam ekonomi linier, berusaha untuk membuat pertumbuhan ekonomi dengan menjual sebanyak mungkin produk. Hal akhirnya mendorong kita untuk semakin banyak mengeksploitasi sumber daya alam, sifat konsumtif dan penumpukan lebih banyak sampah.
Berbeda dengan ekonomi sirkular yang lebih fokus pada efisiensi penggunaan produk dan tahan lama. Limbah yang terbuang dijadikan bernilai kembali dengan sistem daur ulang.
2. Bermanfaat Bagi Lingkungan
Salah satu yang menarik saat menerapkan ekonomi sirkular adalah kita tidak harus merasa bersalah seperti sekarang.
Kerusakan lingkungan dan tumpukan limbah yang tidak diperlukan, untuk mendapatkan kenyamanan semu.
Menerapkan Konsep 5R
Faktanya di lapangan, saya melihat fesyen banyak digandrungi generasi muda pun perlahan menunjukkan perubahan. Dengan keterlibatan banyak generasi muda di industri ini, tak jarang mereka mulai menggerakkan produksi suatu barang yang sustainable.