Saya sempat beebincang dengan Nova, seorang kawan yang memiliki jenama busana Suit Up ini bercerita tentang karya-karyanya yang  mengaplikasikan sustainable fashion. Nova menjelaskan kontribusi industri fashion kepada bumi. Setidaknya seimbang antara pilihan produk fashion yang akan dibeli.
Fashion itu tidak melulu yang di produksi terus. Fashion juga bukan yang orang beli hanya karena suka. Fashion dibeli karena ada makna di dalamnya.
Sehingga pasar dan konsumen tidak hanya membeli saja tapi juga mencintai isi produknya.
Berawal dari Kegelisahan
Kegelisahan Nova muncul dari keprihatinan dunia akan tingginya limbah yang di hasilkan dari sebuah pakaian yang pada akhirnya membuat beban bumi semakin berat.
"Bayangkan, seandainya barang yang bukan dari bahan ramah lingkungan tahan lama, pasti akan berakhir di tempat sampah," ungkap Nova.
Pemikiran lama semua pakaian itu sama, selama harga masih murah, kalau robek tinggal buang dan beli lagi. Ternyata ini salah besar.
Inisiatif Nova memanfaatkan dan mendaur ulang pakaian yang ada di lemari kita serta memadupadankan dengan pakaian yang lain tetap bisa membuat kita terlihat trendy dan modern di tengah pandemi yang melanda dunia saat ini.
Ide sustainable fashion ini tidak sepenuhnya baru. Sudah ada sejak akhir 1980, jauh sebelum isu ini menjadi trend. Umumnya, sustainable fashion ini melalui beberapa tahapan produksi, tetapi memiliki daya tahan yang lebih baik, dan kualitas lebih tinggi.
Pakaian yang dirancang oleh Nova merupakan gabungan bahan kain denim dan kain batik sisa. Produk Nova tidak menggunakan bahan polyester walau harganya terjangkau, tapi ujung-ujungnya jadi sampah abadi dan itu menyakiti kita semua.
Seluruh proses produksi dilakukan secara bertanggung jawab serta ramah lingkungan. Tidak hanya ramah lingkungan, sustainable fashion juga berkomitmen menciptakan praktik kerja yang sehat terhadap pekerjanya.