Jam dua pagi, di saat sedang enak-enaknya terlelap. Ternyata temanku mengirimkan pesan WhatsApp yang baru saya baca setelah bangun tidur. Hampir saja ponsel saya terbanting karena nggak sanggup menahan ketawa.
Seketika saya terdiam mendengar pernyataan ini.
Atau ada lagi yang bisa bikin kita makin terdiam saat menikmati Panna cotta yang lembut, dan harum. Tiba-tiba diberi komentar kok ada rasa terigunya ya?
Terakhir, teman saya sendiri yang menikmati mie celor khas Palembang bilang kuahnya seperti telur yang diblender.Â
Lalu, saya pun terdiam dan menutup ponsel karena tidak bisa menjelaskan bagaimana rasa makanan tersebut.
Bagaimana Cara Mengulas Makanan yang Benar?
Berkecimpung di industri kuliner, saya bertemu dengan orang-orang dari dunia kuliner asli, atau yang punya uang banyak lalu membuka bisnis restoran.Â
Saya mendapat kesempatan untuk mencicipi menu-menu masakan. Apalagi saya juga membuka jasa fotografi makanan.
Namun, di dalam hal mencicip makanan saya sebisa mungkin memberikan feedback agar pelaku bisnis ini tidak terus menerus dibuai oleh kata-kata "enak", "enak banget gaes!", "sumpah lo harus coba!", "jujur ya gaes..."
Maka berikut ini cara untuk mengulas makanan agar lidah kamu tidak hanya mengeluarkan kosa kata "Jujur ini enak banget gaes rasa mau meninggal!"