Sempat dihebohkan oleh dagelan mengenai cara lidah selebgram dalam mengulas makanan yang ramai diperbincangkan beberapa waktu lalu.Â
Tapi tetap saja tidak membuat para pelaku promosi belajar bahwa netizen Indonesia sudah semakin kritis mengenai membaca sebuah review makanan atau ulasan.
Sebenarnya seperti apa cara mengulas makanan yang disarankan?
***
Zonk Dengan Review Influencer
Trend mengundang orang untuk datang ke restoran atau tempat makan, lalu berharap orang tersebut memberikan ulasan positif mengenai makanan yang disajikan menjadi strategi pemasaran digital yang diminati.
Sekarang, masuk ke influencer marketing maka apakah efektif mendengar suara dari influencer yang sebagian masih sulit membedakan jahe dan lengkuas di dalam bumbu rendang.
Adakah kalian yang pernah merasakan zonk saat mendatangi tempat makan hasil dari kalian melihat influencer junjungan kalian itu?
Narasi yang Keliru
Banyak dari kita melihat influencer atau selebgram mendapatkan kiriman makanan dan melakukan review atas makanan tersebut. Namun, seringkali apa yang mereka ucapkan justru membuat bingung bagi kita yang menontonnya.
Jam dua pagi, di saat sedang enak-enaknya terlelap. Ternyata temanku mengirimkan pesan WhatsApp yang baru saya baca setelah bangun tidur. Hampir saja ponsel saya terbanting karena nggak sanggup menahan ketawa.
Seketika saya terdiam mendengar pernyataan ini.
Atau ada lagi yang bisa bikin kita makin terdiam saat menikmati Panna cotta yang lembut, dan harum. Tiba-tiba diberi komentar kok ada rasa terigunya ya?
Terakhir, teman saya sendiri yang menikmati mie celor khas Palembang bilang kuahnya seperti telur yang diblender.Â
Lalu, saya pun terdiam dan menutup ponsel karena tidak bisa menjelaskan bagaimana rasa makanan tersebut.
Bagaimana Cara Mengulas Makanan yang Benar?
Berkecimpung di industri kuliner, saya bertemu dengan orang-orang dari dunia kuliner asli, atau yang punya uang banyak lalu membuka bisnis restoran.Â
Saya mendapat kesempatan untuk mencicipi menu-menu masakan. Apalagi saya juga membuka jasa fotografi makanan.
Namun, di dalam hal mencicip makanan saya sebisa mungkin memberikan feedback agar pelaku bisnis ini tidak terus menerus dibuai oleh kata-kata "enak", "enak banget gaes!", "sumpah lo harus coba!", "jujur ya gaes..."
Maka berikut ini cara untuk mengulas makanan agar lidah kamu tidak hanya mengeluarkan kosa kata "Jujur ini enak banget gaes rasa mau meninggal!"
1. Pengetahuan Dasar Tentang Makanan
Hal terpenting dalam mengulas makanan adalah pengetahuan mengenai makanan itu sendiri.Â
Tentu saja kita perlu mencari tahu agar pengetahuan kita mengenai makanan yang akan kita ulas jauh lebih berbobot.
Saya tidak jago masak, tapi karena saya dekat dengan para tukang masak di dapur atau punya teman chef di restoran.Â
Biasanya saya akan bertanya mengenai teknik masak, bumbu hingga bagaimana cara menikmati makanan.
Tentunya kalau kita memiliki pengetahuan dasar tentang makanan, tidak asal nyablak bilang kalau obat kumur-kumur kayaknya ada rasa mint. Yang sudah jelas obat kumur-kumur tersebut ada rasa mintnya.
2. Bisa Membedakan Bumbu dan Teknik Memasak
Sering kali mengulas makanan di restoran, makanan yang disajikan memang masih segar, tapi karena kebanyakan orang terlalu lama dalam memotret makanan yang tadinya hangat pun menjadi dingin dan kering. Rasa makanan sudah pasti akan berubah.
Tapi tenang, saya sudah tahu solusinya agar memotret makanan masih tetap bisa hangat.Â
Rahasianya adalah ikutin etika dasar memotret makanan yang pernah saya tulis.
Untuk bumbu Indonesia sendiri memiliki tiga jenis, seperti bumbu kuning, bumbu merah dan bumbu putih. Dari tiga jenis bumbu ini saya belajar apa yang menguatkan rasa dan yang tidak.
3. Banyak Melatih Lidah
Hal terakhir yang paling utama adalah lidah kita sebagai indera pengecap harus banyak dilatih untuk mengenal rasa.
Makanya saya senang pergi ke restoran yang berbeda, atau mencicipi makanan yang berbeda-beda. Tujuan untuk menambah pengalaman makan sekaligus juga bisa melatih rasa.
Kadang saya juga pergi ke satu restoran untuk beberapa kali hanya untuk memesan satu jenis makanan yang saya rasa si pembuat makanan bisa bikin lebih enak atau diperbaiki lagi.
Dengan kita bisa melatih lidah secara tidak langsung kita tahu ilmu dasar seperti apa rasa manis, pahit, asin, pedas, asam, gurih sampai kecut.
Catatan Penting Sebelum Menulis Ulasan Makanan
Cara mengulas makanan tiap orang akan berbeda. Tapi, bukan berarti tidak ada cara yang tepat untuk mendeskripsikan makanan dengan benar.Â
Tentunya supaya orang lain bisa paham bagaimana deskripsi rasa dari makanan tersebut.
Ulasan makanan yang indah bisa mulai dari mata karena mata berperan sebagai visual. Saat ingin makan, tentu kita akan melihat bentuk makanan dengan mata kita sendiri.Â
Kita bisa menceritakan ada apa saja komponen yang ada di depan mata kita. Mulai dari warna, bentuk, bahan baku hingga penataan di atas piring.
Dari mata, akan turun ke hidung untuk kita mencium aroma yang tertangkap. Seperti apa aroma ikan yang baru habis dipanggang, atau kukusan siomay sombong yang nikmat untuk segera disantap.
Ulasan makanan yang detail akan sangat membantu para pembaca untuk memutuskan untuk mencoba atau tidak. Efek lain akan membuat kredibilitas kalian lebih baik di mata pembaca dan pemilik bisnis.
Semoga saja, sehabis membaca tulisan cara mengulas makanan ini, setidaknya kalian sudah bisa menjelaskan makanan dengan benar. Sudah tidak ada lagi kalimat, "Jujur gaes! Seenak itu!", "Ini kopi susu yang kopi banget!."
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H