Bergantung pada bisnis yang dijalankan, menjalani pekerjaan yang diemban sekaligus itu tidak menyenangkan.
Nyatanya di lapangan banyak usaha yang terpaksa harus gulung tikar, puluhan pekerja akhirnya di PHK, menyebabkan orang-orang memutar otak agar asap dapur tetap mengepul.
Namun kali ini saya ingin bercerita tentang apa yang saya temukan dan lakukan. Salah satunya, Awi, teman saya yang memiliki usaha warung tenda makan kaki lima. Setiap sore dia mulai membuka lapak makanan di pinggir jalan menggelar tenda dan meja kursi plastik. Terkena dampak PHK dari tempat kerja dia sebelumnya, dia mulai memaksimalkan kemampuannya dalam hal memasak.
Masakan Awi enak, mulai dari seafood dimasak berbagai macam saus, hingga masakan dasar seperti kwetiau goreng dan nasi goreng.
Dengan taste yang cocok di lidah, nasi goreng kari buatannya bakal menjadi makanan favorit kalau datang ke warung tenda miliknya.
Aroma kari yang kuat langsung menyerang ke hidung. Rasa pedas yang hangat dari kari semakin nikmat disantap.
Berbisnis Sekaligus Beramal
"Gimana jualan selama beberapa bulan ini?" tanyaku sambil menyuap sendok penuh nasi masuk ke dalam mulutku. Nasi goreng kari buatan Awi sangat saya rekomendasi karena enak dan porsi yang banyak.
"Beguyur lah," jawabnya dalam logat Palembang. Beguyur berarti pelan-pelan bergerak walau hasilnya belum signifikan. Income naik turun saat pandemi adalah hal yang wajar.
"Oh ya gimana sama gerakan sedekah bagi nasi yang kalian jalankan?" tanyaku kembali.
Selama pandemi ini saya banyak mengamati banyaknya gerakan charity dari tiap orang untuk saling membantu sesama.
Makin kesini saya sering melihat orang-orang saling membantu. Termasuk dalam menjalankan sekaligus mengembangkan bisnis mereka memasukkan value bagi sesama.