Tidak semua brand atau pemilik bisnis mengerti soal digital marketing, maka mereka meminta bantuan dari digital marketer atau kadang endorser sendiri yang memang berpengalaman.
Tidak jarang juga sebaliknya saya menemukan endorser yang nakal ketika diberikan kepercayaan oleh brand dan pemilik bisnis.
Kriteria endorser yang asyik untuk diajak kerjasama
a. Spesialisasi endorser sesuai produk/jasa
Ada banyak konten kreator yang bermunculan setiap harinya. Punya minat (enthusiast) di bidangnya masing-masing. Mulai dari traveling, kecantikan, kuliner, olahraga, dan lainnya.
Misal produk kalian adalah produk kecantikan tentu akan lebih percaya kalau yang merekomendasikannya adalah beauty enthusiast. Bukan seorang food enthusiast atau sport enthusiast, walau itu bisa-bisa saja dikaitkan nantinya. Saya kadang menolak produk atau jasa yang menurut saya tidak sesuai persona.
Kalau saya menerima, bisa saja. Hanya saya tidak ingin membohongi klien terhadap ekspektasi dan hasil. Termasuk membohongi pengikut saya di media sosial. Pernah kah kalian merasa tertipu ketika membaca ulasan seolah menarik dan enak. Ketika dicoba justru sebaliknya?
Bagi brand, harusnya juga memperhatikan gaya hidup dan karakter endorser. Dari sana bisa diketahui endorser yang akan dipakai apakah sudah sesuai.
Balik lagi kalau dia food enthusiast yang gemar memasak maka bentuk kerjasamanya adalah memasukkan produk bumbu-bumbu masakan agar bisa dipakai ketika masak.
Atau sebagai travel enthusiast bisa diberikan produk-produk atau jasa yang bisa digunakan saat traveling seperti apparel, gadget, hotel dan lainnya.
b. Demografi follower disesuaikan target