GO-JEK, sebagai jasa transportasi online nomor 1 di Indonesia hadir memberikan layanan GO-FOOD. Walau begitu, saya masih menyukai untuk datang langsung ke tempat penjual sebab bisa langsung menyantap makanan, melihat proses buat sekaligus refreshing setelah penat seharian di rumah. Kecuali memang terdesak saya baru menggunakan GO-FOOD. Situasi terdesak seperti apa? Ya misalnya lapar sekali dan mager *eh*
Bertanya dengan teman, mereka merasa terbantu dengan memesan makanan melalui GO-FOOD karena alasan malas untuk keluar rumah. Tinggal sentuh, makanan siap diantar. Siapa tidak mau?
Aktivitas saya sebagai travel blogger, kalau sedang tidak ada jadwal traveling biasanya saya akan bekerja di rumah untuk menyelesaikan tulisan-tulisan perjalanan di blog pribadi saya. Termasuk menyeleksi gambar-gambar sebagai pendukung cerita. Kegiatan yang lumayan menguras waktu dan energi, karena saya harus memikirkan bagaimana cerita perjalanan saya bisa dikemas dengan menarik. Jadi, jika kalian bilang profesi sebagai travel blogger itu enak ya enak. Tapi sehabis traveling, ada pekerjaan menumpuk.
Rata-rata saya enam hingga tujuh jam berada di depan laptop dimulai dari pagi hari. Barulah petang hari saya keluar rumah untuk mencari makanan sebagai reward kerja saya satu hari penuh. Saya biasanya merayakan pencapaian lewat makanan sebagai apresiasi diri. Biasanya saya akan menghubungi Mbak Tika yang kebetulan jam kerjanya fleksibel jadi bisa saya culik untuk menemani saya makan.
Ketika Aku Jadi Driver Go-Jek Dadakan
Seperti biasa, GO-JEK aplikasi favorit saya. Banyak hal yang membuat saya menggunakan GO-JEK, walau ada sebagian yang harus diperbaiki misalnya akurasi map driver. Saya segera memesan GO-RIDE dengan tujuan ke salah satu mall di Palembang. Informasi yang saya ada sedang ada acara festival kuliner yang diadakan oleh GO-FOOD. Ekspektasi saya datang ke acara festival kuliner GO-FOOD akan sama seperti diadakan di Jakarta.Â
"Kak, jemput di mano?" bunyi pesan masuk ke aplikasi GO-JEK. Saya diam sejenak melihat foto driver. Tak berapa lama, dia sudah tiba di depan rumah saya. Kami diam dalam beberapa detik saling melihat.
"Kak, nak bawanyo?" seorang driver GO-RIDE dengan seragam hijau lengkap mencoba menawarkan saya untuk membawa motornya menuju tempat tujuan. Dia tahu saja kelemahan saya. Pria sulit menolak ketika ada perempuan cantik sudah tersenyum. Segera saya ambil helm yang diulurkan, posisi sekarang saya mengambil kendali motornya. Dia duduk di belakang saya menjadi penumpang. Nah lho, saya jadi driver GO-JEK dadakan!
Kalian bisa membayangkan kalau sepanjang perjalanan kami berdua digodai oleh sesama driver.
"Nah, ini jadi siapo yang bayar ongkosnyo?" seru seorang driver mendekati samping saya.
Kami berdua saling tertawa di atas motor. Saya pribadi tidak keberatan apabila driver GO-RIDE yang didapat adalah perempuan, daripada saat membawa motor kurang seimbang lebih baik saya yang mengambil alih bukan.
Berburu Kuliner di GO-FOOD Festival Palembang
Mall yang saya datangi ini tak terlalu ramai, pasar ekonomi di Palembang sekarang lumayan terbagi kuenya. Sudah ada beberapa mall lainnya yang membuat warga Palembang memiliki opsi untuk membelanjakan uang. Melangkahkan kaki masuk dalam mall, saya segera menuju ke lantai atas yang memang dikenal sebagai kawasan foodcourt dan jajanan lainnya.
Ada trik sederhana supaya kita bisa menemukan makanan yang diinginkan. Pertama, keliling dahulu seluruh area booth lalu hapalkan ada menu makanan apa yang menarik, unik, dan ingin dicoba. Kedua, bila perlu ingat harga makanan yang dijual. Ketiga, setelah kalian sudah menentukan makanan yang ingin dibeli tinggal mencari tempat duduk yang membuat kita nyaman untuk menyantap makanan.
Metode pembayaran di GO-FOOD Festival ini bisa tunai dan GO-PAY. Selain itu juga tersedia booth yang melayani jasa top-up saldo GO-PAY sehingga kalian bisa leluasa untuk berbelanja. Saya sendiri lebih memilih GO-PAY karena alasan praktis. Caranya tinggal melakukan scan barcode, nanti muncul nama penjual tempat kita membeli makanan. Selanjutnya masukkan nominal harga makanan dan tidak lama transaksi akan langsung memotong saldo GO-PAY tanda pembayaran berhasil. Gampang!
Suara Driver Go-Jek
Entah apa yang ada dalam benak Nadiem Makarim saat menciptakan GO-JEK menjadi aplikasi yang dapat menjembatani ribuan orang di Indonesia. Selesai menyantap beberapa kuliner yang ada di GO-FOOD Festival Palembang. Hari telah beranjak malam, saya segera memesan GO-RIDE untuk balik ke rumah. Semoga saja kali ini driver bukan perempuan lagi karena perut saya sedang kekenyangan dan hanya ingin dibonceng saja.
Seorang bapak yang saya perkirakan berusia 40 tahun menjadi driver saya sore itu. Saya memberitahu letak posisi penjemputan agar memudahkan dia.
"Abis jalan, dek?" tanya dia membuka obrolan sambil melajukan kecepatan motor. Situasi lalu lintas Palembang menjelang magrib tidak terlalu padat sehingga ruas jalan santai.
Kami mengobrol sepanjang perjalanan. Namanya Pak Adriansyah, beliau sudah cukup lama jadi driver GO-JEK. Sepanjang perjalanan di atas motor terasa nyaman sekali, apalagi mendengar cerita pengalaman Pak Adriansyah selama menjadi driver GO-JEK. Banyak suka duka yang kadang tidak diketahui oleh banyak orang.
"Tadi dari GO-FOOD Festival itu, kak. Penasaran cicip makanan kekinian."Â
Pak Adriansyah ketawa mendengar jawaban saya. "Sekarang banyak orang jualan di GO-FOOD, dek. Apalagi untuk mereka usaha rumahan, tinggal daftar di GO-JEK terus bisa jualan," lanjutnya bercerita.
Kultur orang Palembang rada unik. Tren kuliner kekinian masih diminati, namun biasanya paling bertahan sekitar 3 bulan. Lewat dari situ para penjual akan memikirkan jenis makanan baru yang bisa mendatangkan keuntungan. Maka tidak heran es kepal milo mudah sekali kalian jumpai di ruas jalanan Palembang.
Saya melihat viralnya kuliner kekinian juga terbantu oleh promosi yang dilakukan GO-FOOD. Tidak jarang GO-JEK memberikan promo atau voucher agar dapat menarik pelanggan baru mencoba.
"Kak, pernah ngerasa ngiler nggak sih waktu beliin orang lain makanan? Padahal kita sendiri mungkin belum pernah cicip," tanya saya lagi.
"Ya pernah lah, dek. Kadang kalau kakak ada duit lebih pernah beli juga buat tahu rasa," ujarnya menyebutkan nama-nama makanan kekinian baru yang ada di Palembang. Pembicaraan kami harus selesai. Pak Adriansyah telah mengantarkan saya ke rumah dengan selamat. Â Ternyata teknologi itu bisa membuat kita menjadi malas untuk bergerak namun bisa juga membantu keterbatasan orang untuk menjangkau lebih luas.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H