Mohon tunggu...
Deddy Huang
Deddy Huang Mohon Tunggu... Freelancer - Digital Marketing Enthusiast | Blogger | Food and Product Photographer

Memiliki minat di bidang digital marketing, traveling, dan kuliner. Selain itu dia juga menekuni bidang fotografi sebagai fotografer produk dan makanan. Saya juga menulis di https://www.deddyhuang.com

Selanjutnya

Tutup

Foodie Pilihan

Go-Food Festival Palembang, Bukan Hanya Rasa Enak Saja

3 Juni 2018   20:53 Diperbarui: 3 Juni 2018   20:57 2289
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Mencicipi ayam gunting kekinian (sumber : deddyhuang.com)

GO-JEK, sebagai jasa transportasi online nomor 1 di Indonesia hadir memberikan layanan GO-FOOD. Walau begitu, saya masih menyukai untuk datang langsung ke tempat penjual sebab bisa langsung menyantap makanan, melihat proses buat sekaligus refreshing setelah penat seharian di rumah. Kecuali memang terdesak saya baru menggunakan GO-FOOD. Situasi terdesak seperti apa? Ya misalnya lapar sekali dan mager *eh*

Bertanya dengan teman, mereka merasa terbantu dengan memesan makanan melalui GO-FOOD karena alasan malas untuk keluar rumah. Tinggal sentuh, makanan siap diantar. Siapa tidak mau?

Aktivitas saya sebagai travel blogger, kalau sedang tidak ada jadwal traveling biasanya saya akan bekerja di rumah untuk menyelesaikan tulisan-tulisan perjalanan di blog pribadi saya. Termasuk menyeleksi gambar-gambar sebagai pendukung cerita. Kegiatan yang lumayan menguras waktu dan energi, karena saya harus memikirkan bagaimana cerita perjalanan saya bisa dikemas dengan menarik. Jadi, jika kalian bilang profesi sebagai travel blogger itu enak ya enak. Tapi sehabis traveling, ada pekerjaan menumpuk.

Rata-rata saya enam hingga tujuh jam berada di depan laptop dimulai dari pagi hari. Barulah petang hari saya keluar rumah untuk mencari makanan sebagai reward kerja saya satu hari penuh. Saya biasanya merayakan pencapaian lewat makanan sebagai apresiasi diri. Biasanya saya akan menghubungi Mbak Tika yang kebetulan jam kerjanya fleksibel jadi bisa saya culik untuk menemani saya makan.

Ketika Aku Jadi Driver Go-Jek Dadakan

Seperti biasa, GO-JEK aplikasi favorit saya. Banyak hal yang membuat saya menggunakan GO-JEK, walau ada sebagian yang harus diperbaiki misalnya akurasi map driver. Saya segera memesan GO-RIDE dengan tujuan ke salah satu mall di Palembang. Informasi yang saya ada sedang ada acara festival kuliner yang diadakan oleh GO-FOOD. Ekspektasi saya datang ke acara festival kuliner GO-FOOD akan sama seperti diadakan di Jakarta. 

"Kak, jemput di mano?" bunyi pesan masuk ke aplikasi GO-JEK. Saya diam sejenak melihat foto driver. Tak berapa lama, dia sudah tiba di depan rumah saya. Kami diam dalam beberapa detik saling melihat.

"Kak, nak bawanyo?" seorang driver GO-RIDE dengan seragam hijau lengkap mencoba menawarkan saya untuk membawa motornya menuju tempat tujuan. Dia tahu saja kelemahan saya. Pria sulit menolak ketika ada perempuan cantik sudah tersenyum. Segera saya ambil helm yang diulurkan, posisi sekarang saya mengambil kendali motornya. Dia duduk di belakang saya menjadi penumpang. Nah lho, saya jadi driver GO-JEK dadakan!

Kalian bisa membayangkan kalau sepanjang perjalanan kami berdua digodai oleh sesama driver.

"Nah, ini jadi siapo yang bayar ongkosnyo?" seru seorang driver mendekati samping saya.

Kami berdua saling tertawa di atas motor. Saya pribadi tidak keberatan apabila driver GO-RIDE yang didapat adalah perempuan, daripada saat membawa motor kurang seimbang lebih baik saya yang mengambil alih bukan.

Berburu Kuliner di GO-FOOD Festival Palembang

Go-Food Festival Palembang (sumber : deddyhuang.com)
Go-Food Festival Palembang (sumber : deddyhuang.com)
Membawa motor dengan kecepatan stabil, akhirnya saya tiba di mall yang dituju tempat berlangsungnya acara GO-FOOD Festival. Saya kembalikan lagi helm hijau, "Jadi ongkosnyo gratis kan?" dia tersenyum malu sambil menyambut uluran helm hijau terseubt. Setelah mengucapkan terimakasih, saya masuk ke dalam mall. Di tengah jalan, saya sudah memberikan rating bintang 5 kepada driver. 

Mall yang saya datangi ini tak terlalu ramai, pasar ekonomi di Palembang sekarang lumayan terbagi kuenya. Sudah ada beberapa mall lainnya yang membuat warga Palembang memiliki opsi untuk membelanjakan uang. Melangkahkan kaki masuk dalam mall, saya segera menuju ke lantai atas yang memang dikenal sebagai kawasan foodcourt dan jajanan lainnya.

Kumpulan booth Go-Food Festival (sumber : deddyhuang.com)
Kumpulan booth Go-Food Festival (sumber : deddyhuang.com)
Tersedia tempat makan (sumber : deddyhuang.com)
Tersedia tempat makan (sumber : deddyhuang.com)
Total lebih dari 30 booth (sumber : deddyhuang.com)
Total lebih dari 30 booth (sumber : deddyhuang.com)
Datang ke GO-FOOD Festival ini bagai ke surga makanan, ada banyak booth makanan yang bisa kita pilih untuk dicicip satu per satu. Lebih dari 30 penjual usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM) berbasis kuliner mencoba peruntungan di acara GO-FOOD. Rata-rata para penjual ini berawal dari usaha rumahan yang nama-namanya tidak asing di daftar GO-FOOD Palembang.

Ada trik sederhana supaya kita bisa menemukan makanan yang diinginkan. Pertama, keliling dahulu seluruh area booth lalu hapalkan ada menu makanan apa yang menarik, unik, dan ingin dicoba. Kedua, bila perlu ingat harga makanan yang dijual. Ketiga, setelah kalian sudah menentukan makanan yang ingin dibeli tinggal mencari tempat duduk yang membuat kita nyaman untuk menyantap makanan.

Mencicipi ayam gunting kekinian (sumber : deddyhuang.com)
Mencicipi ayam gunting kekinian (sumber : deddyhuang.com)
Pancake durian (sumber : deddyhuang.com)
Pancake durian (sumber : deddyhuang.com)
Pengunjung sedang top up saldo Go-Pay (sumber : deddyhuang.com)
Pengunjung sedang top up saldo Go-Pay (sumber : deddyhuang.com)
Dua tahun belakangan ini, kuliner di Palembang juga mengalami masa trend kuliner kekinian. Saya salut dengan para pelaku kuliner di Palembang yang jeli melihat peluang untuk menjual makanan-makanan kekinian. Setelah berkeliling ke seluruh booth, saya menemukan dua makanan yang ingin dicoba yaitu ayam gunting dan pancake durian. Olahan ayam berbalut tepung sedang kekinian di Palembang, nantinya akan diberikan seasoning sesuai kesukaan kita. Harga jual ayam gunting ini juga tidak terlalu mahal, separuh dari harga produk sejenis. Selain itu, saya sudah lama mengidam makan pancake durian. 

Metode pembayaran di GO-FOOD Festival ini bisa tunai dan GO-PAY. Selain itu juga tersedia booth yang melayani jasa top-up saldo GO-PAY sehingga kalian bisa leluasa untuk berbelanja. Saya sendiri lebih memilih GO-PAY karena alasan praktis. Caranya tinggal melakukan scan barcode, nanti muncul nama penjual tempat kita membeli makanan. Selanjutnya masukkan nominal harga makanan dan tidak lama transaksi akan langsung memotong saldo GO-PAY tanda pembayaran berhasil. Gampang!

Cara membayar menggunakan GO-PAY (sumber : deddyhuang.com)
Cara membayar menggunakan GO-PAY (sumber : deddyhuang.com)
Ayo dibeli kakak... (sumber : deddyhuang.com)
Ayo dibeli kakak... (sumber : deddyhuang.com)
Dari hasil mengobrol dengan pemilik booth penjual, saya baru tahu kalau GO-FOOD Festival di Palembang ini berlangsung sampai setahun ke depan. Berarti saya bisa terus datang ke sini dikala sedang lapar hehehe...

Suara Driver Go-Jek

Entah apa yang ada dalam benak Nadiem Makarim saat menciptakan GO-JEK menjadi aplikasi yang dapat menjembatani ribuan orang di Indonesia. Selesai menyantap beberapa kuliner yang ada di GO-FOOD Festival Palembang. Hari telah beranjak malam, saya segera memesan GO-RIDE untuk balik ke rumah. Semoga saja kali ini driver bukan perempuan lagi karena perut saya sedang kekenyangan dan hanya ingin dibonceng saja.

Seorang bapak yang saya perkirakan berusia 40 tahun menjadi driver saya sore itu. Saya memberitahu letak posisi penjemputan agar memudahkan dia.

dok. pribadi
dok. pribadi
"Sudah, kak." Ku tepuk pundaknya tanda kalau saya sudah siap untuk jalan.

"Abis jalan, dek?" tanya dia membuka obrolan sambil melajukan kecepatan motor. Situasi lalu lintas Palembang menjelang magrib tidak terlalu padat sehingga ruas jalan santai.

Kami mengobrol sepanjang perjalanan. Namanya Pak Adriansyah, beliau sudah cukup lama jadi driver GO-JEK. Sepanjang perjalanan di atas motor terasa nyaman sekali, apalagi mendengar cerita pengalaman Pak Adriansyah selama menjadi driver GO-JEK. Banyak suka duka yang kadang tidak diketahui oleh banyak orang.

"Tadi dari GO-FOOD Festival itu, kak. Penasaran cicip makanan kekinian." 

Pak Adriansyah ketawa mendengar jawaban saya. "Sekarang banyak orang jualan di GO-FOOD, dek. Apalagi untuk mereka usaha rumahan, tinggal daftar di GO-JEK terus bisa jualan," lanjutnya bercerita.

Kultur orang Palembang rada unik. Tren kuliner kekinian masih diminati, namun biasanya paling bertahan sekitar 3 bulan. Lewat dari situ para penjual akan memikirkan jenis makanan baru yang bisa mendatangkan keuntungan. Maka tidak heran es kepal milo mudah sekali kalian jumpai di ruas jalanan Palembang.

GO-FOOD Festival Palembang (sumber : deddyhuang.com)
GO-FOOD Festival Palembang (sumber : deddyhuang.com)
Tersedia tempat sampah (sumber : deddyhuang.com)
Tersedia tempat sampah (sumber : deddyhuang.com)
Pak Adriansyah bercerita ada satu usaha kecil yang berjualan roti krimcis. Tempat berjualan hanya di rumah, namun para driver bisa mengantri sekitar 2 jam untuk membeli pesanan. Saya sendiri belum pernah mencicipi roti isi krim tersebut karena alasan faktor tidak enak membuat driver GO-JEK menunggu lama, sedangkan mereka harus mengejar poin untuk bonus. Namun, menurut pak Adriansyah usaha si penjual ini lumayan laris ketika masuk ke dalam GO-FOOD. Setiap hari orang memesan roti tersebut dan tidak pernah sepi. Bisa dibayangkan omset bersih yang didapat.

Saya melihat viralnya kuliner kekinian juga terbantu oleh promosi yang dilakukan GO-FOOD. Tidak jarang GO-JEK memberikan promo atau voucher agar dapat menarik pelanggan baru mencoba.

"Kak, pernah ngerasa ngiler nggak sih waktu beliin orang lain makanan? Padahal kita sendiri mungkin belum pernah cicip," tanya saya lagi.

"Ya pernah lah, dek. Kadang kalau kakak ada duit lebih pernah beli juga buat tahu rasa," ujarnya menyebutkan nama-nama makanan kekinian baru yang ada di Palembang. Pembicaraan kami harus selesai. Pak Adriansyah telah mengantarkan saya ke rumah dengan selamat.  Ternyata teknologi itu bisa membuat kita menjadi malas untuk bergerak namun bisa juga membantu keterbatasan orang untuk menjangkau lebih luas.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Foodie Selengkapnya
Lihat Foodie Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun