"Kami sepakat minggu depan mau menikah, Bu. Makanya Rima aku ajak ke sini," lanjut Rudi. Ibunya terperanjat. Sedangkan ayah Rudi hanya terdiam.
"Ya sudah nikah saja! Tapi ayah dan ibu nggak bakalan hadir." Ibu Rudi
menjawab dengan nada kecewa. Winda yang diharapkan jadi menantunya dan sudah saling cocok ternyata gagal.
Rima menginap satu malam di rumah Rudi. Pagi-pagi Rima diantar ke terminal. Pulang ke rumah orang tuanya untuk menyampaikan rencana akad nikah dengan Rudi. Mereka sudah sepakat pada saat akad nikah tidak dihadiri orang tua Rudi. Hanya tante Rudi dan beberapa teman yang ada di Jawa.
Pelaksanaan pernikahan yang sangat sederhana tanpa ada pesta dan tamu undangan akhirnya berjalan lancar.
Ketika acara makan bersama, tiba-tiba datang dua orang keluarga Rima. Rudi terkejut ketika tamu yang datang masuk duluan adalah perempuan yang dikenalnya.
Sambil berbisik pada Rima dia bertanya, "Itu yang baru datang keluarga kamu?" "Iya, mas. Dia adik ibu yang tinggal di Tegal. Sebenarnya dia sudah bertunangan enam bulan yang lalu sama pacarnya. Waktu itu memang aku dan ayah-ibu tidak bisa hadir. Tapi akhirnya Tante Winda dijodohkan sama eyang dengan seorang pengusaha." Rima dengan santainya menceritakan Winda. Dada Rudi terasa sesak. Jadi Winda tantenya Rima? Jadi orang tua Winda eyangnya Rima? Pertanyaan-pertanyaan yang muncul dalam hati Rudi seperti sulit dipercaya.
"Tante kenalin, ini mas Rudi!" Tiba-tiba Rima mengenalkan Rudi pada tantenya ketika menghampiri mereka.
"Oya. Selamat ya!" Winda yang terlihat kaget ketika melihat wajah Rudi menyalami duluan. Rudi berusaha tenang menyambut uluran tangan Winda. Jadi Winda sekarang tanteku? Rudi bertanya sendiri dalam hati.
"Kenalin ini mas Bram tunangan saya," kata Winda begitu seorang laki-laki bertubuh tegap mendekati Winda. Rudi terperanjat ketika laki-laki yang ada di depannya adalah Om Bramantyo, bekas suami tante Vera. Tak kalah kagetnya tante Vera yang duduk di sebelah kiri Rudi. Ya Tuhan! Kenapa dunia sesempit ini? Pertanyaan yang sama muncul dalam hati Rudi dan tantenya. Skenario Tuhan tak bisa diprediksi oleh manusia.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H