Singkat cerita akhirnya sore menjelang maghrib Surat Eligibilitas Peserta (SEP) anak kami jadi juga. Terakhir saya kembali mencecar petugasnya untuk memastikan apa saja item yg akan dicover BPJS. Dan Alhamdulillah petugasnya bilang akan dicover semua termasuk biaya perawatan hari kemarin (sebelum punya BPJS). Alhamdulillah
Malamnya, istri saya ternyata sudah boleh pulang. Namun tidak demikian dengan anak kami, Diarka masih harus dirawat diruang NICU. Sebelum pulang kami menyempatkan kembali menengok Diarka di NICU. Hari ini kondisinya masih pakai CPAP, tetapi level oksigennya sudah diturunkan ke level paling rendah. Namun belum ada kepastian kapan Diarka bisa pulang.
Jum’at, Tgl 21 April 2017
Jum’at paginya kami ke RSBK lagi untuk menyusui anak kami. Suster yg jaga bilang bayi harus disusui pertiga jam sekali. Sampai hari itu ASI istri saya belum banyak. Tetapi tetap harus disusukan karena kalau tidak dirangsang ya tidak akan keluar. Hari itu selang pernafasan sudah bisa dilepas. Hari itu juga istri saya sudah boleh menggendong dan menyusui Diarka. Suster bilang 24 jam setelah selang dilepas kemungkinan Diarka sudah bisa pulang. Tentu senang sekali kami saat itu karena besok Diarka sudah bisa pulang
Sabtu, Tgl 22 April 2017
Sabtu pagi kami ke RSBK lagi. Kami yg hari itu mengira Diarka akan boleh pulang, kembali harus bersabar mendengar informasi dari suster. Hasil tes darah menunjukan bilirubin anak kami cukup tinggi pada angka 18 mg/dL dari normalnya 13 mg/dL. Walhasil anak kami harus menjalani terapi sinar (fototerapi). Diarka ditempatkan di incubator yg diberi sinar biru (bluelight) dengan hanya memakai diaper dan penutup mata. Karena bilirubin Diarka cukup tinggi, maka harus disinari setidaknya dalam 2 hari.
Jadi ternyata di Perinatologi (lantai 5) ada 3 ruangan utama. Ada NICU (Neonatal Intensive Care Unit) untuk perawatan berat, SCN (Special Care Unit) untuk perawatan sedang, dan Perina untuk perawatan ringan. Bayi yang ketika lahir ada kelainan/masalah akan dibawa ke ruangan tersebut tergantung pada tingkat masalahnya.
Minggu, Tgl 23 April 2017
Minggu pagi, seperti hari-hari sebelumnya kami sudah di RSBK. Suster bilang besok pagi anak kami akan dites darah lagi. Hasilnya akan menentukan apakah Diarka boleh pulang atau kembali dirawat. Ditengah jeda menunggu menyusui tidak banyak yg bisa kami lakukan. Untungnya ada ruang tunggu dengan sofa sehingga lebih nyaman. Jika tidak, bingung juga karena istri saya belum bisa duduk di bangku biasa karena masih merasa nyeri pada luka jahitannya.
Banyak kerabat termasuk orangtua kami menyarankan untuk membawa pulang Diarka. Alasannya bayi kuning bisa sembuh dengan dijemur sendiri di rumah. Tentu kami tidak mau ambil resiko, kami menunggu intruksi dokter untuk memastikan Diarka benar-benar pulih ketika akan dibawa pulang.