Mohon tunggu...
M Hasbi A.s
M Hasbi A.s Mohon Tunggu... pelajar/mahasiswa -

Cerpenis saja ...

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Meskipun Kau Berlindung

14 Agustus 2012   10:21 Diperbarui: 25 Juni 2015   01:47 96
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Cerpen. Sumber ilustrasi: Unsplash

“Mbah akhirnya sarankan nama itu dan nanti Mbah coba ngomong sama Sri Dewi di gunung sana biar menghentikan kerja sama ini.” Dari raut wajahnya, ia tak main-main.

Dan pembicaraan ini makin lama makin membuatku merinding.

Ini kunjungan keduaku ke rumah Mbah Brewok. Kunjungan pertama baru dua hari yang lalu. Kondisi Ilyas sudah sangat drop. Saat itu aku diantar salah seorang tetangga yang mengaku pernah ke rumah Mbah.

Saat kami bertiga baru tiba di rumah orangtuaku, Mbah Brewok langsung lari menuju kamar tempat Ilyas istirahat. Ia bersimpuh sambil menggumamkan sesuatu. Kami yang menunggu hanya bisa diam terpaku.

Tak lama kemudian Mbah Brewok keluar menemui kami.

“Kalau mas Ilyas sampai jam lima nanti mau makan sebanyak lima sendok lalu sudah bisa buang air, Insya Allah masih nemu umur. Nanti Mbah kontrol dari rumah.”

Dan terbukti, Dik Mira mengatakan lewat telepon bahwa suaminya mau makan sekitar jam lima sore sebanyak lima sendok dan sudah bisa buang air, persis kata Mbah. Aku sedikit menghela napas lega. Semoga kata-kata Mbah tentang nemu umur itu benar adanya.

Pada kunjungan kedua ini Mbah Brewok baru bercerita padaku mengapa ia langsung lari ke kamar Ilyas sewaktu kami baru tiba kemarin lalu. Katanya si penjemput sudah ada di ambang pintu rumah.

“Mbah mintakan kalau jangan dijemput sekarang. Tanggungan mas Ilyas masih banyak. Ada putra yang masih kecil yang jadi tanggung jawabnya. Lalu dia pergi. Dan semoga tidak kembali dalam waktu dekat. Kita sama-sama berdoa ya, Mas.”

Aku shock mendengar penjelasan Mbah Brewok. Penjemput sudah datang? Dadaku bergemuruh.

“Tujuan saya kesini untuk mengabarkan keadaan Ilyas, Mbah. Kondisinya drop lagi, ditambah muntah darah. Mbah bisa ke sana sekarang?”

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun