Mohon tunggu...
Yuhesti Mora
Yuhesti Mora Mohon Tunggu... Dosen - Pecinta Science dan Fiksi. Fans berat Haruki Murakami...

Menulis karena ingin menulis. Hanya sesederhana itu kok.

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Artikel Utama

Hal-hal yang Kupikirkan Saat Menghabiskan Satu Hari bersama Kucing-kucing

1 September 2020   11:49 Diperbarui: 1 September 2020   20:42 415
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Masih bersama kucing-kucing yang sedang bermain-main dengan ujung celana panjangku, aku melihat cermin. Di suatu pagi yang sangat cerah, kepada bayangan yang muncul di cermin itu, aku berkata "Apakah engkau masihlah diriku yang kupikir selama ini adalah aku?"

Akhir-akhir ini aku sering sekali bertanya kepada orang-orang di sekeliling tentang apakah aku cantik (setelah mengubah sedikit penampilan). Pertanyaan receh yang diulang-ulang secara terus menerus seperti pada akhirnya membuatku teriritasi sendiri (apakah aku terlalu kejam menghakimi diri sendiri?)

Aku baru saja membaca sebuah artikel tentang mengapa seharusnya kita tidak memuji kecantikan seorang anak gadis meskipun kita ingin sekali.

Pujian yang kita ucapkan secara tidak bertanggung jawab itu pada akhirnya membuat gadis itu merasa bahwa kecantikannya jauh lebih berharga ketimbang hal-hal yang lainnya. 

Padahal jika kita lebih memilih memuji kemampuan bicaranya, pola pikirnya, kesantunannya, ia bisa saja mendapatkan konsep lain bahwa kecantikan itu sejatinya adalah hal-hal yang datang dalam dirinya bukan secara fisik yang sifatnya hanyalah sementara.

Makanya dengan mempertanyakan apakah aku cantik secara fisik, itu artinya aku sedang mendahulukan hal-hal bersifat fisik ketimbang intelektual, kesantunan dan hal-hal lain yang datangnya dari dalam diri. 

Aku bercerita tentang kegelisahanku ini kepada pacarku dan ia hanya bilang mengapa perubahan-perubahan itu tidak diterima saja. Tetapi aku tetap ingin bangga akan intelektualitas ketimbang kecantikan fisik, sahutku.

Yaudah dua-duanya saja, katanya. Dan aku paham poin darinya adalah untuk membuat segala sesuatunya menjadi lebih sederhana.

Ketiga, alasan mengapa kita menyukai kucing atau hewan-hewan peliharaan (dan juga anak-anak) adalah karena di dekat mereka kita merasa dibutuhkan, dirindukan.

Jika kucing-kucing itu lapar, maka mereka akan mulai mengeong dan melambaikan tangan depannya di tanganku seraya memberiku tatapan memelas yang begitu penuh godaan. (Anak-anak pada dasarnya sama).

Jika aku baru pulang dari bepergian, di manapun mereka berada jika kupanggil dari teras tak kurang dari lima detik mereka datang menghampiri. (Oh Tuhan, ketakhadiranku dirindukan).

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun