Mohon tunggu...
Yuhesti Mora
Yuhesti Mora Mohon Tunggu... Dosen - Pecinta Science dan Fiksi. Fans berat Haruki Murakami...

Menulis karena ingin menulis. Hanya sesederhana itu kok.

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Mi Goreng

10 Oktober 2018   13:03 Diperbarui: 10 Oktober 2018   13:22 453
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Cerpen. Sumber ilustrasi: Unsplash

Sebenarnya semua tempat kecuali rumahku akan sama saja. Tetapi di sana kukatakan padamu, "Ya, aku ingin melihat orang-orang yang sedang bermain sepak bola itu." Dan barangkali kau jadi merasa lega karena jawabanku itu.

Baru beberapa menit kita duduk di pinggir lapangan sepak bola itu, hujan turun. Untung saja tempat duduk itu beratap, jika tidak kita pasti sudah basah kuyup. Tetapi kau bilang akan sangat menyenangkan jika bisa bermain sepak bola di bawah guyuran hujan seperti para atlet itu. Saat itu aku mengejekmu, apakah kau benar-benar bisa bermain sepak bola. Lalu kau bercerita tentang bagaimana pengalamanmu bermain sepak bola sebelumnya dan seterusnya sampai-sampai aku ingin mengejekmu lagi untuk yang kedua kalinya, tentang betapa cerewetnya kau dan memamerkan betapa pendiamnya aku di hari itu. Dan kau tampaknya memang lebih menyukai suasana yang seperti itu. Ya, aku paham sekarang. Maafkanlah.

Lalu setelah hujan reda, kita pulang dan aku menahanmu sejenak di rumah. Kukatakan padamu bahwa aku hendak membuatkanmu mi goreng. Kau tampak enggan menerimanya, tetapi aku sedikit memaksa dan lagi-lagi kau tidak dapat menolaknya. Sambil menungguku merebus mi dan menyiapkan bumbu, kulihat kau bersantai di ayunan di belakang rumah---tampak dari dapur tempatku memasak. Kau sepertinya sedang memikirkan sesuatu yang entah apa.

Lalu kau menanyakan kepadaku berulang kali tentang apakah mi gorengnya sudah siap atau belum. Berkali-kali juga kujawab belum dan kau mengutuk sendirian---masih di ayunan itu.

Barangkali karena sudah tidak sabar lagi menunggu, kau akhirnya berdiri di sampingku dan sudah menyodorkan piring. Kubilang belum dan kau tampak kecewa. Kau kembali murung di sudut dapur dan tak lama kubilang bahwa mi gorengnya sudah siap. Kau cepat-cepat memberiku piring kosong yang kau pegangi sedari tadi. Kuletakkan mi dalam porsi yang cukup banyak ke dalam piringmu itu dan sambil menyerahkannya padamu, aku mengucapkan kata maaf---yang kau pun paham alasannya.

Lalu kulihat kau menghabiskan mi itu tanpa menghiraukan adik yang baru saja tiba. Setelah memuji mi gorengku itu kau pamit pulang---entah dengan perasaan yang seperti apa. Dan kau pastilah tidak tahu akan hal ini---aku juga yakin sekali bahwa pernah terlintas di pikiranmu saja tidak pernah---bahwa setelah itu aku kembali ke dalam penjaraku sendiri, merenungi betapa membosankannya hidupku ini dan bertanya-tanya kepada Tuhan mengapa aku masih hidup di hari itu. Bahwa aku ... ingin mengakhiri saja semuanya.

Kau akan mengingat mi goreng itu dengan perasaan yang getir. Tidak kau sangka-sangka itu adalah makanan pertama dan terakhir yang aku masakkan untukmu, dan pada akhirnya menjadi satu-satunya hal yang paling kau ingat tentang aku.

Sambil mendengar ceritaku itu kau melihat langit-langit entah sambil memikirkan apa. Dan setelah aku mengucapkan kalimat terakhir pun kau tidak mengubah posisimu dan tidak juga tampak seperti akan memberikan reaksi. Oleh karena itu aku melanjutkannya dengan bertanya padamu, "Kau tahu kehilangan apa yang paling menyedihkan di dunia ini?"

Kau tidak menjawab pertanyaanku---yang memang tidak perlu dijawab sebenarnya.

"Ketika kehilangan itu tidak didahului dengan tanda-tanda," lanjutku.

Kau mengubah posisi berbaringmu dan menatapku---yang saat itu sedang bersila---lamat-lamat.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun