Mohon tunggu...
Hreeloita Dharma
Hreeloita Dharma Mohon Tunggu... Jurnalis - Mahasiswa

i'm human that want to be a human.

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Siapa Aku?

30 Maret 2019   02:00 Diperbarui: 30 Maret 2019   02:17 65
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Dia pun kembali berkata,

"Aku tidak bahagia"

Kali ini detak jantungku yang rasanya sakit dan ingin meledak.

Merasa mulai tidak nyaman, aku pun berkata padanya,

"Kenapa kau mengatakan hal seperti itu? Ayo kuatlah! Kau pasti bisa melalui semuanya!"

Saat aku mengatakan itu sambil melihatnya, semua yang ada di dalam pikiranku hilang. Yang tersisa hanyalah pikiran mengenai bagaimana hidup yang telah aku lalui hingga sekarang. Belum selesai, aku melanjutkan,

"Lalu kenapa kau tidak bahagia? Jangan sedih! Pasti nanti bisa kok nemu kebahagiaanmu sendiri." Jawabku.

Dia masih menatapku dengan tatapan yang sama. Namun kali ini air matanya telah berhenti.

Aku amati penampilannya sekali lagi.

Muka sedih yang menunjukkan bahwa ia tidak bahagia.

Matanya besar. Tapi terlihat dalam dan dingin.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun