Mohon tunggu...
Mohammad Herdianto
Mohammad Herdianto Mohon Tunggu... Administrasi - Bukan jurnalis, hanya suka menulis

PNS (Pegawai Nyekel Sapu)

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Berbagi "Snack" Kebahagiaan dalam Kirab Pusaka

1 September 2019   09:00 Diperbarui: 1 September 2019   09:07 119
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Dokumen pribadi
Dokumen pribadi
Dokumen pribadi
Dokumen pribadi
Yang lebih menggerakan lagi, jika snack warungan selalu identik dengan makanan kesukaan anak-anak, namun tak jarang orang dewasa juga ikut berebut dengan penonton lain yang ada didekatnya. Bahkan tak jarang penonton yang begitu kecewa jika tidak bisa mendapatkan snack yang dibagikan.

Sebenarnya bukan masalah snacknya, tapi pemberiannya dan perhatiannya kepada masyarakat , sehingga orang dewasapun juga ikut rebutan , entah dimakan sendiri atau dikasih ke anaknya sahut Pak Arya

Dokpri
Dokpri
Meski terlihat kualahan meladeni permintaan masyakat akan snack yang dibagikan namum tak bisa dimungkiri bahwa begitu senangnya Pak Arya dengan moment ini, Raut kebahagiaanya dan istri begitu tergambarkan secara jelas.

Dokumen pribadi
Dokumen pribadi

Jika dipikirkan sekali lagi tentang moment ini, selalu timbul sebuah pertanyaan. Apa sih yang membuat masyarakat begitu rela berebut snack yang dibagikan saat kirab pusaka? Berapa sih harganya? Rasa-rasanya memang tidak relevan jika dijadikan dengan harganya.

Mungkin benar apa yang dikatakan  Pak Arya , bahwa yang membuat masyarakat rela berebut snack yang dibagikan saat kirab pusaka ini bukan tentang barangnya, akan tetapi nilai berbagi dan perhatian terhadap masyarkat, meski hanya dalam bentuk snack yang harganya sangat murah dan bisa didapatkan dengan mudah diwarung-warung, namun sensasi nya jelas terasa berbedha.

Dokumen pribadi
Dokumen pribadi
Maka tak heran, jika setiap penyelenggara kirab pusaka di Ponorogo, masyarakat  berebut snack dari para pejabat yang menaiki kereta kuda menjadi kesan tersendiri. Baik dari masyarakat yang menerima maupun pejabat yang membagikan keduanya seolah mendapat kepuasan batin yang sulit untuk digambarkan.

Entah mungkin di daerah lainpun juga seperti ini, namun satu hal yang pasti bahwa selain karna dalam rangka menguri-uri sejarah dan budaya, pembagian snack warungan didalam kirab pusaka memang menjadi sebuah satu paket yang tidak bisa dipisahkan.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun