Mohon tunggu...
Mohammad Herdianto
Mohammad Herdianto Mohon Tunggu... Administrasi - Bukan jurnalis, hanya suka menulis

PNS (Pegawai Nyekel Sapu)

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Reyog Ponorogo Tampil Menjadi Kejutan dalam Perayaan UUPA

8 Oktober 2018   08:19 Diperbarui: 8 Oktober 2018   10:33 1041
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Belum hilang dari ingatan, bagaimana spektakulernya upacara pembukaan Asian Games 2018 pada bulan agustus lalu,  menyajikan tari Ratoh Jaroe yang begitu memikat dan memanjakan jutaan pasang mata yang menyaksikannya.

Memang sudah bukan rahasia lagi bahwa di Indonesia sendiri pertunjukan kesenian tradisional yang lahir dari suatu daerah, sering kali disajikan untuk turut memeriahkan gelaran sebuah perhelatan akbar. Salah satu contohnya adalah pembukaan Asian Games yang menampilkan tari Ratoh Jatoe.

Hal itu seolah menegaskan bahwa Indonesia adalah bangsa yang begitu kaya akan kesenian dan budaya, hampir setiap daerah di Indonesia melahirkan kesenian khas daerah masing-masing, salah satunya tari Ratoh Jaroe yang berasal dari daerah Aceh yang disajikan dalam pembukaan Asian Games 2018 berhasil menjadi sebuah kejutan bagi semua pihak yang menyaksikannya.

Ketika Reyog menjadi kejutan

Serupa dengan hal itu, sebagai orang Indonesia terutama masyarakat Jawa Timur yang pasti sudah tidaklah asing lagi dengan Kesenian Tari Reyog Ponorogo. Namun bagaimana ceritanya Reyog bisa tampil menjadi sebuah kejutan dalam suatu acara? Berikut Pemaprannya.

Hari Sabtu ( 6/10/2018 ) adalah hari yang sangat special bagi Kantor Wilayah ATR/BPN Jawa Timur. Hari itu adalah moment yang sangat berharga. Semua pegawai Kantor ATR/BPN seluruh jawa Timur baik pegawai PNS maupun PTT berbondong-bondong datang ke Surabaya berkumpul di satu tempat, dalam pelaksanaanya Peringatan Hari Ulang Tahun Undang-Undang Pokok Agraria (UUPA) yang ke 58.

Peringatan hari ulang tahun UUPA sendiri memang digelar setiap tahun, acara dimulai dengan upacara pembukaan dan kemudian dilanjutkan dengan pertandingan beberapa cabang olahraga selayaknya Asian Games,  Namun keseluruhan atlitnya adalah murni pegawai kantor ATR/BPN sendiri.

Seluruh peserta yang hadir, membentuk sebuah defile yang terbagi menjadi 38 kelompok. Masing-masing kelompok adalah para kontingen peserta pertandingan dan team penggembira perwakilan dari setiap kantor ATR/BPN yang ada di wilayah Kabupaten/kota di seluruh Jawa Timur.

Acara kali ini benar-benar terlihat begitu aktraktif. meski hanya sekedar pembukaan pertandingan olahraga, namun terlihat selayaknya kirab budaya Jawa Timur.

Bagaimana tidak, Wilayah provinsi Jawa Timur sendiri terdiri dari 29 Kabupaten dan 9 Kota madya, yang masing-masing daerah memiliki unsur budaya dan kesenian khas daerahnya dan semuanya ditampilkan sebagai identitas tiap daerah.

Jadi tidaklah heran jika defile Upacara peringatan Hari Ulang Tahun Undang-Undang Pokok Agraria (UUPA) yang ke 58 yang digelar di halaman kantor wilayah ATR/BPN Jawa Timur sabtu kemarin terlihat seperti parade budaya Jawa Timuran.

Acara kali ini benar-benar terlihat berbedha daripada tahun-tahun sebelumnya. Barisan paling depan Defile diawali dengan penampilan marcing band, dan ikuti oleh seluruh peserta dan kontingen yang hadir.

dokumen pribadi
dokumen pribadi
Hal yang menjadi perhatian seluruh peserta yang hadir adalah barisan paling belakang. yaitu barisan kontingen dari kantor ATR/BPN Kabupaten Ponorogo yang tampil mengenakan pakian Tari Reyog Ponorogo secara lengakap, dimulai dari Prabu Klono sewandono , jathil, yang kemudian diikuti oleh barisan warok Ponorogo yang kesemuanya adalah pegawai kantor ATR/BPN Ponorogo.

dokumen pribadi
dokumen pribadi
Formasi yang seperti itu memang sudah dikonsep sejak awal oleh Kepala kantor ATR/BPN Ponorogo beserta jajaran yang tergabung dalam rombongan dari Ponorogo yang hadir pada hari itu, seolah mengingatkan bahwa Barisan yang paling depan haruslah sosok tokoh Prabu klono sewandono. Karna dalam sejarah Reyog, Prabu klono sewandono adalah seorang raja atau pemimpin yang harus dan berani tampil terdepan menjadi panutan oleh rakyatnya.

dokumen pribadi
dokumen pribadi
Sepertihalnya semboyan yang diciptakan oleh Ki Hajar Dewantoro "Ing Ngarsa Sung Tuladha, Ing Madya Mangun Karsa , Tut Wuri Handayani  yang artinya adalah Di Depan Menjadi Panutan atau Contoh, Di Tengah menjadi Penjalar atau Penyeimbang sepantara, dan di Belakan melakukan Dorongan.

Maka barisan yang paling belakang adalah diisi oleh kelompok warok, semuanya berjalan beriringan secara kompak menjadi sebuah energi yang bisa memberikan semangat bagi seluruh lapisan yang tergabung dalam sebuah kelompok.

dokumen pribadi
dokumen pribadi
Hal tersebut diharapkan bisa diimplementasikan dalam kantor pemerintahan, terutama Kantor ATR/BPN Seluruh Jawa Timur. Semua haruslah satu komando, dimana yang menjadi pemimpin adalah kantor wilayah BPN Provinsi Jawa Timur sebagai garda terdepan dalam melayani masyarakat, yang kemudian seluruh intruksinya dilaksanakan oleh kantor-kantor ATR/BPN  yang ada di daerah ( Kota/Kabupaten).

Setelah semua peserta defile masuk kedalam lapangan, Kepala Kantor Wilayah ATR/BPN Provinsi Jawa Timur Bapak Drs. Hery Santoso, memasuki lapangan upacara untuk memberikan sambutan.

Di akhir sambutannya, Bapak Drs Hery Santoso menyatakan bahwa Peringatan Hari Ulang Tahun Undang-Undang Pokok Agraria (UUPA) yang ke 58, telah secara resmi dimulai , dintandai dengan menekan tombol sirine dan penerbangan balon.

dokumen pribadi
dokumen pribadi
dokumen pribadi
dokumen pribadi
Seiring dengan terbangnya balon ke udara, gamelan Reyog Mulai terdengar dan beberapa penaripun sudah siap dalam posisinya masing-masing, hal itu sontak mengejutkan semua orang yang hadir dalam acara tersebut. Dan semuanyapun sibuk mengeluarkan ponsel untuk mengabadikan moment tersebut.

dokumen pribadi
dokumen pribadi
Grub Reyog ATR/BPN Ponorogo yang dikoordiatori oleh Pak Agus Riyadi tampil begitu memukau, semuanya begitu menikmati setiap gerakan para penari yang begitu gemulai mengikuti alunan gamelan.

Semuanya bersorak ketika seorang penari ganongan secara atraktif dan akrobatik loncat kesana kemari begitu lincahnya.

Hal itu seolah menjadi pesan tersendiri bagi semua pihak yang menyaksikannya, begitulah seharusnya sebagai Aperatur Sipil Negara, kita haruslah lincah dalam melayani masyarakat, meski harus loncat kesana- kemari namun harus tetap energik dalam setiap pergerakannya. Tidak ada kata lambat, semuanya harus serba cepat demi untuk melayani masyarakat.

dokumen pribadi
dokumen pribadi
Selain ganongan, dadak merak berkepala macan yang dimainkan oleh dua pembarong juga membuat semua orang berdecak kagum. Bagaimana mungkin bisa, topeng raksasa yang beratnya lebih dari 50 kg, hanya dimainkan dengan cara digigit menggunakan gigi. Kekuatan yang ada seolah tak sebanding dengan beban yang harus dipikul.

dokumen pribadi
dokumen pribadi
Namun itulah gambaran sebuah tanggung jawab. Bagi kantor ATR/BPN sendiri,  mengemban amanah dari masyarakat memang sangatlah berat. akan tetapi seberat apapun itu, yang namanya tanggung jawab tetap harus terselesaikan dengan cara yang sebaik mungkin.

Penampilan tari Reyog di tutup dengan masuknya kepala Kantor ATR/BPN Ponorogo dan Pak Agus Riyadi ketengah pentas, yang kemudian berjalan menuju ke Arah Bapak Drs. Hery Santoso kepala Kantor Wilayah ATR/BPN Jawa Timur untuk memberikan kejutan berikutnya.

dokumen pribadi
dokumen pribadi
Dan Kejutannya adalah berupa penyematan pakaian warok secara lengkap kepada Bapak Drs. Hery Santoso yang kemudian diperkenankan untuk naik keatas kepala barongan. Hal itu dinilai adalah sebuah bentuk penghormatan kepada beliau.

dokumen pribadi
dokumen pribadi
Semua kejutan yang dipersembahkan terselasaikan dengan sukses, Mengingat bahwa Bapak Drs. Hery Santoso begitu sangat mencintai kebudayaan dan kesenian Ponorogo, terutama adalah Tarian Reyognya.

Entah apa yang membuat beliau begitu mencintai Tarian Reyog, apakah dengan folisofinya atau pesan moralnya? Hanya beliaulah yang tau.

Namun yang pasti, Indonesia adalah negara yang begitu kaya akan budaya dan kesenian tradisional. Hampir setiap daerah mempunyai kesenian budaya dan folisofinya masing-masing. Tugas kita adalah melestarikan dan menerapkan semua folosofinya yang ada dalam kehidupan sehari-hari.

Seperti halnya tari Reyog Ponorogo yang tampil dalam Peringatan Hari Ulang Tahun Undang-Undang Pokok Agraria (UUPA) yang ke 58 ini, diharapkan bukan hanya sekedar menjadi kejutan, akan tetapi semua pesan dan filosofinya yang tersampaikan diterima oleh seluruh pegawai ATR/BPN di Jawa Timur,  bisa diimplementasikan sebagai modal dan dasar bagaimana melayani masyarakat dengan sebaik-baiknya.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun