Acara kali ini benar-benar terlihat berbedha daripada tahun-tahun sebelumnya. Barisan paling depan Defile diawali dengan penampilan marcing band, dan ikuti oleh seluruh peserta dan kontingen yang hadir.
Hal yang menjadi perhatian seluruh peserta yang hadir adalah barisan paling belakang. yaitu barisan kontingen dari kantor ATR/BPN Kabupaten Ponorogo yang tampil mengenakan pakian Tari Reyog Ponorogo secara lengakap, dimulai dari Prabu Klono sewandono , jathil, yang kemudian diikuti oleh barisan warok Ponorogo yang kesemuanya adalah pegawai kantor ATR/BPN Ponorogo.
Formasi yang seperti itu memang sudah dikonsep sejak awal oleh Kepala kantor ATR/BPN Ponorogo beserta jajaran yang tergabung dalam rombongan dari Ponorogo yang hadir pada hari itu, seolah mengingatkan bahwa Barisan yang paling depan haruslah sosok tokoh Prabu klono sewandono. Karna dalam sejarah Reyog, Prabu klono sewandono adalah seorang raja atau pemimpin yang harus dan berani tampil terdepan menjadi panutan oleh rakyatnya.
Sepertihalnya semboyan yang diciptakan oleh Ki Hajar Dewantoro
"Ing Ngarsa Sung Tuladha, Ing Madya Mangun Karsa , Tut Wuri Handayani yang artinya adalah Di Depan Menjadi Panutan atau Contoh, Di Tengah menjadi Penjalar atau Penyeimbang sepantara, dan di Belakan melakukan Dorongan.
Maka barisan yang paling belakang adalah diisi oleh kelompok warok, semuanya berjalan beriringan secara kompak menjadi sebuah energi yang bisa memberikan semangat bagi seluruh lapisan yang tergabung dalam sebuah kelompok.
Hal tersebut diharapkan bisa diimplementasikan dalam kantor pemerintahan, terutama Kantor ATR/BPN Seluruh Jawa Timur. Semua haruslah satu komando, dimana yang menjadi pemimpin adalah kantor wilayah BPN Provinsi Jawa Timur sebagai garda terdepan dalam melayani masyarakat, yang kemudian seluruh intruksinya dilaksanakan oleh kantor-kantor ATR/BPN Â yang ada di daerah ( Kota/Kabupaten).
Setelah semua peserta defile masuk kedalam lapangan, Kepala Kantor Wilayah ATR/BPN Provinsi Jawa Timur Bapak Drs. Hery Santoso, memasuki lapangan upacara untuk memberikan sambutan.
Di akhir sambutannya, Bapak Drs Hery Santoso menyatakan bahwa Peringatan Hari Ulang Tahun Undang-Undang Pokok Agraria (UUPA) yang ke 58, telah secara resmi dimulai , dintandai dengan menekan tombol sirine dan penerbangan balon.
Seiring dengan terbangnya balon ke udara, gamelan Reyog Mulai terdengar dan beberapa penaripun sudah siap dalam posisinya masing-masing, hal itu sontak mengejutkan semua orang yang hadir dalam acara tersebut. Dan semuanyapun sibuk mengeluarkan ponsel untuk mengabadikan moment tersebut.
Grub Reyog ATR/BPN Ponorogo yang dikoordiatori oleh Pak Agus Riyadi tampil begitu memukau, semuanya begitu menikmati setiap gerakan para penari yang begitu gemulai mengikuti alunan gamelan.
Semuanya bersorak ketika seorang penari ganongan secara atraktif dan akrobatik loncat kesana kemari begitu lincahnya.
Lihat Sosbud Selengkapnya