Belum hilang dari ingatan, bagaimana spektakulernya upacara pembukaan Asian Games 2018 pada bulan agustus lalu, Â menyajikan tari Ratoh Jaroe yang begitu memikat dan memanjakan jutaan pasang mata yang menyaksikannya.
Memang sudah bukan rahasia lagi bahwa di Indonesia sendiri pertunjukan kesenian tradisional yang lahir dari suatu daerah, sering kali disajikan untuk turut memeriahkan gelaran sebuah perhelatan akbar. Salah satu contohnya adalah pembukaan Asian Games yang menampilkan tari Ratoh Jatoe.
Hal itu seolah menegaskan bahwa Indonesia adalah bangsa yang begitu kaya akan kesenian dan budaya, hampir setiap daerah di Indonesia melahirkan kesenian khas daerah masing-masing, salah satunya tari Ratoh Jaroe yang berasal dari daerah Aceh yang disajikan dalam pembukaan Asian Games 2018 berhasil menjadi sebuah kejutan bagi semua pihak yang menyaksikannya.
Ketika Reyog menjadi kejutan
Serupa dengan hal itu, sebagai orang Indonesia terutama masyarakat Jawa Timur yang pasti sudah tidaklah asing lagi dengan Kesenian Tari Reyog Ponorogo. Namun bagaimana ceritanya Reyog bisa tampil menjadi sebuah kejutan dalam suatu acara? Berikut Pemaprannya.
Hari Sabtu ( 6/10/2018 ) adalah hari yang sangat special bagi Kantor Wilayah ATR/BPN Jawa Timur. Hari itu adalah moment yang sangat berharga. Semua pegawai Kantor ATR/BPN seluruh jawa Timur baik pegawai PNS maupun PTT berbondong-bondong datang ke Surabaya berkumpul di satu tempat, dalam pelaksanaanya Peringatan Hari Ulang Tahun Undang-Undang Pokok Agraria (UUPA) yang ke 58.
Peringatan hari ulang tahun UUPA sendiri memang digelar setiap tahun, acara dimulai dengan upacara pembukaan dan kemudian dilanjutkan dengan pertandingan beberapa cabang olahraga selayaknya Asian Games, Â Namun keseluruhan atlitnya adalah murni pegawai kantor ATR/BPN sendiri.
Seluruh peserta yang hadir, membentuk sebuah defile yang terbagi menjadi 38 kelompok. Masing-masing kelompok adalah para kontingen peserta pertandingan dan team penggembira perwakilan dari setiap kantor ATR/BPN yang ada di wilayah Kabupaten/kota di seluruh Jawa Timur.
Acara kali ini benar-benar terlihat begitu aktraktif. meski hanya sekedar pembukaan pertandingan olahraga, namun terlihat selayaknya kirab budaya Jawa Timur.
Bagaimana tidak, Wilayah provinsi Jawa Timur sendiri terdiri dari 29 Kabupaten dan 9 Kota madya, yang masing-masing daerah memiliki unsur budaya dan kesenian khas daerahnya dan semuanya ditampilkan sebagai identitas tiap daerah.
Jadi tidaklah heran jika defile Upacara peringatan Hari Ulang Tahun Undang-Undang Pokok Agraria (UUPA) yang ke 58 yang digelar di halaman kantor wilayah ATR/BPN Jawa Timur sabtu kemarin terlihat seperti parade budaya Jawa Timuran.
Acara kali ini benar-benar terlihat berbedha daripada tahun-tahun sebelumnya. Barisan paling depan Defile diawali dengan penampilan marcing band, dan ikuti oleh seluruh peserta dan kontingen yang hadir.
Maka barisan yang paling belakang adalah diisi oleh kelompok warok, semuanya berjalan beriringan secara kompak menjadi sebuah energi yang bisa memberikan semangat bagi seluruh lapisan yang tergabung dalam sebuah kelompok.
Setelah semua peserta defile masuk kedalam lapangan, Kepala Kantor Wilayah ATR/BPN Provinsi Jawa Timur Bapak Drs. Hery Santoso, memasuki lapangan upacara untuk memberikan sambutan.
Di akhir sambutannya, Bapak Drs Hery Santoso menyatakan bahwa Peringatan Hari Ulang Tahun Undang-Undang Pokok Agraria (UUPA) yang ke 58, telah secara resmi dimulai , dintandai dengan menekan tombol sirine dan penerbangan balon.
Semuanya bersorak ketika seorang penari ganongan secara atraktif dan akrobatik loncat kesana kemari begitu lincahnya.
Hal itu seolah menjadi pesan tersendiri bagi semua pihak yang menyaksikannya, begitulah seharusnya sebagai Aperatur Sipil Negara, kita haruslah lincah dalam melayani masyarakat, meski harus loncat kesana- kemari namun harus tetap energik dalam setiap pergerakannya. Tidak ada kata lambat, semuanya harus serba cepat demi untuk melayani masyarakat.
Penampilan tari Reyog di tutup dengan masuknya kepala Kantor ATR/BPN Ponorogo dan Pak Agus Riyadi ketengah pentas, yang kemudian berjalan menuju ke Arah Bapak Drs. Hery Santoso kepala Kantor Wilayah ATR/BPN Jawa Timur untuk memberikan kejutan berikutnya.
Entah apa yang membuat beliau begitu mencintai Tarian Reyog, apakah dengan folisofinya atau pesan moralnya? Hanya beliaulah yang tau.
Namun yang pasti, Indonesia adalah negara yang begitu kaya akan budaya dan kesenian tradisional. Hampir setiap daerah mempunyai kesenian budaya dan folisofinya masing-masing. Tugas kita adalah melestarikan dan menerapkan semua folosofinya yang ada dalam kehidupan sehari-hari.
Seperti halnya tari Reyog Ponorogo yang tampil dalam Peringatan Hari Ulang Tahun Undang-Undang Pokok Agraria (UUPA) yang ke 58 ini, diharapkan bukan hanya sekedar menjadi kejutan, akan tetapi semua pesan dan filosofinya yang tersampaikan diterima oleh seluruh pegawai ATR/BPN di Jawa Timur, Â bisa diimplementasikan sebagai modal dan dasar bagaimana melayani masyarakat dengan sebaik-baiknya.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H