Mohon tunggu...
Hotma Siregar
Hotma Siregar Mohon Tunggu... Penulis - Staf Tim Digital di salah satu penerbitan nasional

Saya tertarik mengamati isu-isu politik & ekoomi global serta mengikuti dinamika politik nasional. Saya juga memantau strategi ciamik klub-klub papan tengah di Liga Primer Inggris.

Selanjutnya

Tutup

Politik Pilihan

Prabowo Siapkan Budiman Sudjatmiko sebagai Capres Gerindra di Pilpres 2029?

8 September 2023   11:35 Diperbarui: 8 September 2023   11:38 353
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Politik. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Freepik

BANYAK kalangan terhenyak menyaksikan Prabowo Subianto menerima dengan hangat kedatangan mantan aktivis '98 Budiman Sudjatmiko ke kediamannya pada 18 Juli 2023.

Rekan Budiman sesama mantan aktivis Partai Rakyat Demokratik (PRD) mau pun koleganya di kandang Banteng dibuat terkejut-kejut dengan pertemuan itu. Pertanyannya bagaimana mungkin Budiman yang menjadi penyokong utama Jokowi di dua pilpres bisa menyeberang ke kubu lawan?

Apa gula-gula yang ditawarkan Prabowo dan Gerindra kepada Budiman? Apa misi pribadi, misi politik & ekonomi Budiman masuk dalam kubu Prabowo?  

Petrus Hariyanto, mantan Sekjen PRD kecewa atas pertemuan eks Ketua Umum PRD tersebut. Menurutnya Budiman adalah simbol dari aktivis perlawanan Orde Baru yang menjatuhkan kediktatoran Soeharto. Sedangkan Prabowo selain menantu Soeharto juga kaki tangan presiden selama 32 tahun.  Prabowo yang saat itu berpangkat Letnan Jenderal TNI dan menjabat sebagai Komandan Jenderal Kopassus dituding sebagai master mind hilangnya sejumlah aktivis politik dan telah dinyatakan bersalah oleh TNI karena melakukan penculikan 1998.

Lima pekan setelah pertemuan itu atau tepatnya pada 24 Agustus, Budiman Sudjatmiko dipecat sebagai anggota PDIP. Surat pemecatannya ditandatangani oleh Ketua Umum PDIP, Megawati Soekarnoputri dan Sekretaris Jenderal Hasto Kristiyanto.

Budiman bergabung dengan PDIP sejak 2004, dan meraih kursi DPR lewat pemilu legislatif 2009-2014 dan 2014-2019. Setelah sukses bertarung di Dapil Jateng VIII (Kabupaten Banyumas dan Cilacap), PDIP menugaskannya di Komisi II, yang membidangi politik dan pemerintahan dalam negeri.

Pada Pileg 2019, Budiman yang "dibuang" ke Dapil Jatim VII (wilayah Ngawi, Ponorogo, Trenggalek, Pacitan dan Magetan), hanya meraih 48.806 suara . Dia pun gagal berkiprah di Senayan untuk yang kali ketiga. Di dapil ini, Budiman kalah dari rekan sesama partainya eks jubir KPK Johan Budi dan Ina Ammania.

Berkurangnya suara Budiman karena Dapil Jatim VII secara historis sejak 2004 silam menjadi lumbung suara Partai Demokrat. Pada 2019, Dapil ini mengantarkan dua caleg Partai Mercy ke DPR yakni, Eddy Baskoro (Ibas) putra kedua SBY dan Sartono Utomo, keponakan SBY.

Prabowo dan Budiman: Perkoncoan Sesaat Demi Kemenangan Pilpres 2029 

Jika Prabowo memenangkan kontestasi Pilpres 2024 dan dilantik pada Oktober 2024, usianya sudah mencapai 73 tahun, yang bisa dibilang tergolong kelompok usia lanjut. Memang Prabowo lebih muda dibanding Letjen TNI (pun) Luhut Panjaitan yang akan mengakhiri jabatannya sebagai Menko Marinvest dua periode pada usia 76 tahun.

Di tingkat global, presiden atau perdana Menteri yang berusia uzur bukan sebuah isu besar. Mahathir Mohammad terpilih kembali sebagai  PM Malaysia saat usianya 93 tahun.

Donald Trump, Presiden AS yang ke-45 dilantik pada usia 72 tahun dan saat ini mengikuti konvensi Partai Republik untuk Pilpres 2024. Jika menang, Trump aakan kembali menjadi Presiden berusia 78 tahun.  Saingannya dari Partai Demokrat, Joe Biden menjadi Presiden pada usia 78 tahun dan akan mengakhiri masa jabatannya di usia 82 tahun.

Jika mengacu pada usia Presiden AS, Prabowo masih punya kesempatan selama 10 tahun untuk menjadi Presiden RI. Dunia kedokteran modern yang maju pesat memang telah mengembangkan teknologi untuk memperpanjang usia manusia.  Apalagi untuk orang-orang VIP seperti kepala pemerintahan, CEO perusahaan multinasional, konglomerat, Chaebol, dan orang-orang super kaya lainnya yang punya obsesi menajdi centennial dan terlihat awet muda.       

Sebaliknya jika Prabowo kalah, menjadi pertanyaan besar apakah dia akan bertarung lagi di Pilpres 2029. Apakah kekalahan pada tiga kali pilpes tidak akan berpengaruh besar pada mental putra Begawan ekonomi Sumitro.

Pertanyaan selanjutnya jika Prabowo memilih menjadi king maker, lalu siapa yang akan disiapkan Gerindra sebagai capres? Apalagi perolehan kursi DPR di Gerindra cukup signifikan dalam dua periode terakhir yakni 73 dan 78.

Bahkan pada pileg 2024, beberepa Lembaga survei memprediksi suara Gerindra bakal menyalip anak kesayangan Orde Baru, Golkar, yakni 13% versi LSI, 16,8 % versi Center for Political Communication Studies (CPCS) atau 18,9 persen versi Litbang Kompas. Besar kemungkinan dalam Pilpres 2029, Gerindra bisa mencalonkan sendiri capres tanpa harus berkoalisi dengan parpol lain.

Dari jajaran pengurus pusat Gerindra 2020-2025, tidak ada satu pun figur yang punya pengalaman panjang di politik dalam negeri dan memiliki jaringan yang luas di masyarakat sipil. Ahmad Muzan dan Sufmi Dasco yang masing-masing menjabat sebagai Wakil Ketua MPR dan Wakil Ketua DPR saat ini rasanya cukup puas diplot di lembaga legislatif. Begitupun Ahmad Riza Patria yang sempat menjadi Wagub DKI Jakarta tidak punya modal sosial cukup besar  untuk berkecimpung di tingkat nasional. Edhy Prabowo yang sempat diisukan menjadi pengganti Prabowo malah tersangkur kasus hukum karena korupsi.   

Dua keponakan Prabowo Rahayu Saraswati dan Budi Satrio Djiwandono bisa dibilang terlalu hijau untuk berkancah di politik nasional. Saraswati yang mencoba peruntungan duduk di kursi lembaga eksekutif harus puas berada di urusan kedua saat bertarung di pilwakot Tangerang Selatan 2002.

Karena itu Gerindra pun melihat rumput tetangga sebelah. Dan ternyata di sana ada sosok politisi yang cukup menonjol. Atribut Budiman ternyata cukup menarik. Daerah kelahirannya Cilacap satu kawasan dengan Banyumas, daerah asal kakek Prabowo, Margono Djojohadikusumo pendiri Bank BNI. Kedua orangtua Budiman memberikan pendidikan agama yang cukup baik, pernah menjadi ketua umum parpol, dan dia pun menyandang gelar akademik magister Ilmu Hubungan Internasional dari Universitas Cambridge Inggris.   

Diterimanya Budiman Sudjatmiko dalam kubu Gerindra karena dia memiliki pengalaman politik domestik yang sangat kaya dan jaringan yang sangat luas. Inilah yang menjadi raison d'etre Prabowo merekrut Budiman, sebuah permata yang setengah matang tapi diabaikan di PDIP. Budiman tidak mungkin masuk dalam jajaran elite PDIP karena terbentur oleh dua anak Megawati, Puan Maharani dan Prananda.

Walau pun memiliki latar belakang yang bertolak belakang dengan Prabowo yang dari kalangan militer, bagi Gerindra CV Budiman terlalu menarik untuk diabaikan begitu saja. Apalagi Budiman mengetahui dapur PDIP karena berada di sana selama dua dekade dan menjadi bagian dari tim sukses Jokowi selama dua periode.

Selain itu keberadaan Budiman di Gerindra juga bisa dimanfaatkan sebagai mentor politik untuk Saraswati dan Budi Satrio jika keduanya disiapkan mengisi kekuasaan eksekutif di masa depan. Prabowo telah kehilangan seorang eks aktivis di masa lalu yakni Desmond Mahesa dan tidak bisa mengandalkan peran aktivis lainnya pada Pius Lustrilanang.   

Karena itu kesediaan Budiman masuk dalam gerbong Gerindra menjadi durian runtuh di saat usia dan ketenaran Prabowo tak bisa lagi diandalkan untuk keberlanjutan partai dalam jangka menengah dan jangka panjang, Prabowo telah berjuang untuk partainya sejak 2008 dan sepertinya harus rela turun gelangggang dan legowo digantikan para pemain baru.   

Saat ini nama Budiman memang luput dari pantauan lembaga survei mana pun pada Pilpres 2024 untuk daftar bakal capres dan cawapres yang dilirik publik. Tapi manakala Budiman sudah berkecimpung di Gerindra dan masuk jajaran pengurus periode 2025-2030,  kemungkinan besar namanya akan masuk pantauan dan menjadi pesaing Ganjar Pranowo di 2029.

Jika Yang Maha Kuasa menghendaki hal itu terjadi, maka Prabowo dan Gerindra layak mengucapkan terima kasih kepada Megawati dan PDIP. Karena "penelantaran" Budiman di Partai Banteng menjadi berkah untuk Gerindra. Dengan kata lain, Gerindra menemukan sosok yang pas sebagai penerus tongkat estafet Prabowo sebagai bakal capres di Pilpres mendatang.

Fakta ini juga membuktikan bahwa PDIP adalah parpol kader terbaik di Indonesia yang mampu menghasilkan calon-calon pimpinan nasional. Keistimewaan ini tidak dimiliki oleh parpol berideologi nasional lainnya seperti Golkar, Gerindra, Demokrat dan Nasdem.

Golkar yang di masa Orde Baru mampu menghasilkan sederet politisi andal, harus menerima nasibnya di era reformasi sebagai partai medioker yang terpecah menjadi beberapa kubu/faksi.  Sementara PD dan Nasdem sangat tergantung dari pendirinya atau one man/family show.   

Selamat untuk Gerindra dan Prabowo Subianto yang telah menemukan sosok politisi calon pemimpin nasional berikutnya.        

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun