Donald Trump, Presiden AS yang ke-45 dilantik pada usia 72 tahun dan saat ini mengikuti konvensi Partai Republik untuk Pilpres 2024. Jika menang, Trump aakan kembali menjadi Presiden berusia 78 tahun. Â Saingannya dari Partai Demokrat, Joe Biden menjadi Presiden pada usia 78 tahun dan akan mengakhiri masa jabatannya di usia 82 tahun.
Jika mengacu pada usia Presiden AS, Prabowo masih punya kesempatan selama 10 tahun untuk menjadi Presiden RI. Dunia kedokteran modern yang maju pesat memang telah mengembangkan teknologi untuk memperpanjang usia manusia. Â Apalagi untuk orang-orang VIP seperti kepala pemerintahan, CEO perusahaan multinasional, konglomerat, Chaebol, dan orang-orang super kaya lainnya yang punya obsesi menajdi centennial dan terlihat awet muda. Â Â Â Â
Sebaliknya jika Prabowo kalah, menjadi pertanyaan besar apakah dia akan bertarung lagi di Pilpres 2029. Apakah kekalahan pada tiga kali pilpes tidak akan berpengaruh besar pada mental putra Begawan ekonomi Sumitro.
Pertanyaan selanjutnya jika Prabowo memilih menjadi king maker, lalu siapa yang akan disiapkan Gerindra sebagai capres? Apalagi perolehan kursi DPR di Gerindra cukup signifikan dalam dua periode terakhir yakni 73 dan 78.
Bahkan pada pileg 2024, beberepa Lembaga survei memprediksi suara Gerindra bakal menyalip anak kesayangan Orde Baru, Golkar, yakni 13% versi LSI, 16,8 % versi Center for Political Communication Studies (CPCS) atau 18,9 persen versi Litbang Kompas. Besar kemungkinan dalam Pilpres 2029, Gerindra bisa mencalonkan sendiri capres tanpa harus berkoalisi dengan parpol lain.
Dari jajaran pengurus pusat Gerindra 2020-2025, tidak ada satu pun figur yang punya pengalaman panjang di politik dalam negeri dan memiliki jaringan yang luas di masyarakat sipil. Ahmad Muzan dan Sufmi Dasco yang masing-masing menjabat sebagai Wakil Ketua MPR dan Wakil Ketua DPR saat ini rasanya cukup puas diplot di lembaga legislatif. Begitupun Ahmad Riza Patria yang sempat menjadi Wagub DKI Jakarta tidak punya modal sosial cukup besar  untuk berkecimpung di tingkat nasional. Edhy Prabowo yang sempat diisukan menjadi pengganti Prabowo malah tersangkur kasus hukum karena korupsi.  Â
Dua keponakan Prabowo Rahayu Saraswati dan Budi Satrio Djiwandono bisa dibilang terlalu hijau untuk berkancah di politik nasional. Saraswati yang mencoba peruntungan duduk di kursi lembaga eksekutif harus puas berada di urusan kedua saat bertarung di pilwakot Tangerang Selatan 2002.
Karena itu Gerindra pun melihat rumput tetangga sebelah. Dan ternyata di sana ada sosok politisi yang cukup menonjol. Atribut Budiman ternyata cukup menarik. Daerah kelahirannya Cilacap satu kawasan dengan Banyumas, daerah asal kakek Prabowo, Margono Djojohadikusumo pendiri Bank BNI. Kedua orangtua Budiman memberikan pendidikan agama yang cukup baik, pernah menjadi ketua umum parpol, dan dia pun menyandang gelar akademik magister Ilmu Hubungan Internasional dari Universitas Cambridge Inggris. Â
Diterimanya Budiman Sudjatmiko dalam kubu Gerindra karena dia memiliki pengalaman politik domestik yang sangat kaya dan jaringan yang sangat luas. Inilah yang menjadi raison d'etre Prabowo merekrut Budiman, sebuah permata yang setengah matang tapi diabaikan di PDIP. Budiman tidak mungkin masuk dalam jajaran elite PDIP karena terbentur oleh dua anak Megawati, Puan Maharani dan Prananda.
Walau pun memiliki latar belakang yang bertolak belakang dengan Prabowo yang dari kalangan militer, bagi Gerindra CV Budiman terlalu menarik untuk diabaikan begitu saja. Apalagi Budiman mengetahui dapur PDIP karena berada di sana selama dua dekade dan menjadi bagian dari tim sukses Jokowi selama dua periode.
Selain itu keberadaan Budiman di Gerindra juga bisa dimanfaatkan sebagai mentor politik untuk Saraswati dan Budi Satrio jika keduanya disiapkan mengisi kekuasaan eksekutif di masa depan. Prabowo telah kehilangan seorang eks aktivis di masa lalu yakni Desmond Mahesa dan tidak bisa mengandalkan peran aktivis lainnya pada Pius Lustrilanang. Â Â