Mohon tunggu...
Hosea Richard
Hosea Richard Mohon Tunggu... Lainnya - Mahasiswa Ilmu Komunikasi Universitas Atma Jaya Yogyakarta

Semoga melalui artikel yang saya tulis, dapat menjadi pencerahan dan menambah wawasan teman-teman. Selamat membaca.

Selanjutnya

Tutup

Film

Menyuarakan Isu Feminisme Melalui Film "Wonder Woman" (2017)

6 November 2021   12:25 Diperbarui: 6 November 2021   12:28 631
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Poster Film Wonder Woman (2017). Sumber: impawards.com

Kemunculan film Wonder Woman (2017) diharapkan bisa memberi pandangan kepada para penontonnya bahwa seorang perempuan juga bisa menjadi pemimpin.

Diana Prince sebagai tokoh superhero Wonder Woman, menunjukkan kesetaraan gender yang ternyata bisa diwujudkan dalam cerita fiksinya.

Terlebih lagi pembawaan aktris Gal Gadot yang sangat menjiwai, secara tidak langsung mempengaruhi penontonnya terkhusus perempuan untuk berani dan tidak perlu merasa rendah.

Stam (2000, h. 172) mengutarakan jika film feminisme memiliki goals untuk meningkatkan kesadaran penontonnya akan penentangan citra buruk perempuan yang dikonstruksi oleh media.

Pernyataan yang disampaikan oleh Stam di atas sejalan dan sesuai dengan apa yang ditampilkan dalam tokoh Wonder Woman.

DAFTAR PUSTAKA

Cateridge, J. (2015). Film Studies for Dummies. UK: John Wiley & Sons, Ltd.

Stam, R. (2000). Film Theory: An Introduction. United States of America: Blackwell Publishers.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Film Selengkapnya
Lihat Film Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun