Hal ini didukung dari pembawaan tokoh Mulan yang digambarkan sangat kuat dan bisa memimpin teman-temannya yang semua bergender laki-laki.
Upaya Menyetarakan Gender
Walaupun di tengah adegan kita bisa melihat ia diusir pulang karena identitasnya terungkap, ada pesan tersirat yang ingin disampaikan kepada penonton kalau ketidaksetaraan gender harus mulai dihilangkan.
Dengan kemunculan film Mulan (2020), diharapkan para penonton tidak sekadar hanya menikmati sebuah hiburan saja tetapi mencerna lebih dari itu.
Ada pandangan yang ingin diselipkan kalau kita jangan menganggap status perempuan berada di bawah laki-laki. Perempuan pun juga bisa menjadi sentral seperti yang ditampiilkan melalui film tersebut.
Stam (2000, h. 172) berpendapat bahwa film feminisme berfokus pada tujuan praktis untuk meningkatkan kesadaran dan menentang citra buruk yang diciptakan media tentang perempuan.
Semoga melalui tokoh Hua Mulan, akan muncul film-film lain yang bisa mengangkat terus konsep soal feminisme sehingga masyarakat makin sadar jika perempuan juga memiliki hak kesetaraan yang sama dengan laki-laki.
DAFTAR PUSTAKA
Cateridge, J. (2015). Film Studies for Dummies. UK: John Wiley & Sons, Ltd.
Stam, R. (2000). Film Theory: An Introduction. United States of America: Blackwell Publishers.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H