Bank Indonesia (BI) memperkenalkan QRIS, BI Fast, dan GPN sebagai bentuk kedaulatan nasional di sistem pembayaran. BI bermaksud menyatukan beragam sistem operasi dalam transaksi pembayaran bank sehingga terhubung dalam satu sistem saja. Kehadiran sistem ini mendukung efektivitas transmisi kebijakan moneter, efisiensi intermediasi, dan resiliensi sistem keuangan.
Dalam blueprint sistem pembayaran Indonesia 2025, BI berusaha menavigasi sistem pembayaran nasional di era digital. Perannya meliput membantu digitalisasi perbankan dan menjamin interlink yang aman antara perbankan dan fintech. Selain itu menjamin kepentingan nasional dalam ekonomi keuangan digital antar negara.
Dalam menyambung keuangan antar negara menimbulkan sedikit konflik. Bahkan saat BI memperkenalkan GPN sempat menimbulkan percikan dengan negara yang terkenal akan payment gateway mereka. Untuk keterangan lebih lanjut akan dibahas terlebih dahulu payment gateway Indonesia.
Gerbang Pembayaran Nasional (GPN)
Gerbang Pembayaran Nasional (GPN) atau National Payment Gateway (NPG) adalah sistem yang terdiri atas Standar, Switching dan Services yang dibangun melalui seperangkat aturan dan mekanisme (arrangement) untuk mengintegrasikan berbagai instrumen dan kanal pembayaran secara nasional.
Kehadiran GPN berniat menggantikan VISA dan Mastercard di Indonesia. Mengingat setiap transaksi menggunakan kedua logo tersebut diproses di luar negeri terlebh dahulu lalu sampai ke nasional.
Selain itu, jika menggunakan kedua logo tersebut maka merchant discount rate (MDR) sebesar 3,5%, sedangkan menggunakan GPN turun menjadi 1%
Quick Response Code Indonesian Standard (QRIS)
QRIS merupakan standar kode QR Nasional untuk memfasilitasi pembayaran kode QR di Indonesia yang diluncurkan oleh Bank Indonesia dan Asosiasi Sistem Pembayaran Indonesia (ASPI) pada 17 Agustus 2019.
Sebelum adanya QRIS, semua dompet digital memiliki kode qr masing-masing. kehadiran QRIS membuat semua merchant hanya memiliki satu kode qr yang dapat digunakan oleh beragam dompet digital ataupun perbankan.
Adanya QRIS membuat persaingan antar dompet digital dan perbankan menjadi sempurna. Pelanggan juga tidak perlu memiliki beragam dompet digital sesuai qr code.
BI-Fast
BI-FAST adalah infrastruktur Sistem Pembayaran ritel nasional yang dapat memfasilitasi pembayaran ritel secara real-time, aman, efisien, dan tersedia setiap saat (24/7). Bank Indonesia mengembangkan BI-FAST terutama untuk menjawab kebutuhan masyarakat akan layanan transfer dana yang lebih efisien.
Masih ingat dulu untuk transfer harus dikenakan Rp6.500 namun dengan BI Fast menjadi Rp2.500. Sebenarnya nilai ini masih lumayan besar mengingat beberapa dompet digital bahkan tidak mengenakan biaya. Namun karena sistem ini dibuat oleh BI, keamanan lebih terjamin.
Benefit Payment Gateway Indonesia
Bank Indonesia
Kehadiran sistem ini mendukung efektivitas transmisi kebijakan moneter, efisiensi intermediasi, dan resiliensi sistem keuangan. Bagaimana caranya?
Mekanisme transmisi kebijakan moneter merupakan proses yang kompleks, dan karenanya dalam teori ekonomi moneter sering disebut dengan “black box” (Mishkin, 1995). Transmisi kebijakan moneter berpengaruh ke pertumbuhan ekonomi dan inflasi yang sesuai dengan pekerjaan Bank Indonesia.
Transmisi lebih mudah dijelaskan dengan proses perputaran uang dalam perekonomian. Sebagai contoh di interaksi pasar keuangan, apabila Bank Indonesia ingin menstabilkan nilai tukar yang sedang melemah, intervensi yang dilakukannya akan menambah pasokan valuta asing di pasar sehingga nilai tukar dapat kembali menguat dan stabil.
Contoh di atas termasuk kebijakan moneter yang berpengaruh ke inflasi. Mekanisme transmisi kebijakan moneter ini bekerja memerlukan waktu (time lag). Time lag masing-masing jalur bisa berbeda dengan yang lain (Bank Indonesia). Sisitem pembayaran ini bertugas untuk mengurangi atau menghilangkan time lag.
Dalam efisiensi intermediasi, perputaran uang atau mobilisasi dana lebih cepat dari perbankan ke masyarakat atau pengusaha. Sedangkan dalam sisi resiliensi sistem keuangan, Indonesia tidak perlu cemas dalam ancaman dari pihak internal ataupun eksternal. Salah satunya adalah saat Indonesia belum memiliki GPN dan tergantung pada VISA dan Mastercard.
Domestik dan Internasional
Kehadiran sistem pembayaran Indonesia membantu semua orang/kalangan di layanan keuangan termasuk Bank Indonesia dalam menentukan inflasi. Selain untuk domestik, layanan QRIS juga berusaha diperkenalkan di luar negeri agar orang Indonesia langsung dapat menggunakan kode qr untuk bertransaksi.
Negara yang sedang diajak kerjasama yaitu Singapura, Thailand, Malaysia, dan Filipina. Dari daftar negara tersebut, terlihat Bank Indonesia menggandeng negara di asia tenggara. Hal ini dilakukan untuk kemudahan transaksi turis. Namun penulis melihat aksi ini juga untuk mengurangi ketergantungan atau pelemahan terhadap dolar AS.
Dengan cara tersebut, mata uang asia tenggara memiliki kekuatan sendiri. Sudah lama Indonesia ingin terlepas dari genggaman dolar AS. Dimulai dari GPN agar uang Indonesia berputar di domestik dan menguntungkan VISA atau Mastercard. Selain itu, Indonesia berusaha menjalin kerjasama transaksi dengan kurs lokal. Salah satu negara yang diajak adalah China.
Penulis sendiri bangga dengan hadirnya sistem pembayaran nasional ini. Kehadiran sistem ini menunjukkan Indonesia mampu bersaing dan mandiri dari sisi pembayaran. Harapannya blueprint SPI 2025 untuk keuangan digital dapat berjalan baik dengan bantuan masyarakat dan semua pemangku. Kamu juga dapat memulai dengan cara menggunakan kartu debit GPN.
Semoga bermanfaat
15 Juli 2022
Geraldo Horios
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H