Pada saat ruh manusia yang baru saja meninggal tiba di negeri itu, malaikat pencatat kebaikan bingung melihat rekam jejaknya.
"Apa yang sudah kamu lakukan selama di dunia?" tanya malaikat itu.
Ruh manusia itu bilang, "Saya sudah banyak melakukan kebaikan. Silakan lihat apa yang saya lakukan."
Malaikat pencatat kebaikan membuka buku kehidupan. Nama manusia itu dibacakan dan tampaklah apa yang sedang dikerjakan. Malaikat itu diam sejenak. Agaknya banyak pertanyaan tiba-tiba muncul.
"Bagaimana saya bisa menyimpulkan kamu orang baik?"
Mata malaikat itu tertuju pada bayangan seorang lelaki yang asyik memainkan gawai di tangan. Masih serius ia memantau tingkah lelaki itu, ruh manusia di depannya menyela, "Lihat itu, saya sudah banyak membantu orang."
"Maksudmu?" malaikat menatap tajam ruh manusia, "kau tidak melakukan apa-apa kulihat. Hanya diam bersama gawai di hidupmu!"
Ruh itu terkekeh. "Kok bisa malaikat ketinggalan zaman? Saya sudah kasih like sama orang yang minta like ke saya. Ada orang lain juga minta dukungan like sehingga ketika videonya viral, uang hasil iklan bisa digunakan untuk bantu orang."
"Masih ada pula yang mendoakan saya. Katanya kalau saya memberi like, semoga umur saya panjang dan banyak rejekinya. Tak perlu waktu lama, pastilah dengan senang hati saya pencet tombol like."
"Saya pun tak tega memberi tombol dislike untuk video yang tidak saya suka. Terkadang ada kurang di sana di sini, tapi tampaknya kalau saya pencet dislike, bisa-bisa mengurangi semangat pembuat video untuk berkarya. Kurang baik apa saya, mengalahkan ego saya demi melihat ia tetap berkarya?"
"Jadi, apa yang kau berikan sebagai bukti kebaikanmu?" malaikat kembali bertanya.