Dalam menulis cerpen, seseorang sudah berusaha mengarang sebisa mungkin. Entah benar-benar karangan, cerita pengalaman orang, atau bahkan pribadi.Â
Ada kelelahan pikir di sana. Ada ekstra imajinasi diupayakan. Ada alur memikat yang diharap dinikmati pembaca. Semua yang dikarang ditutup dengan pembubuhan tempat dan tanggal penulisan.Â
Tahukah Anda, apa pentingnya?Â
Saya tidak tahu sejak kapan kebiasaan itu dimulai. Pertama kali saya menulis cerpen, itu sudah ada pada cerpen-cerpen terdahulu yang saya baca. Saya tinggal mengikuti pola. Sebagian besar -- barangkali semua -- pengarang menuliskan seperti:
Jakarta, 2 Juli 1947
Makassar, 4 Februari 1980
Kuala Lumpur, 9 Maret 2000
Terasa ada yang kurang jika tempat dan tanggal penulisan cerpen tidak diterakan. Tidak berlaku pula hanya cerpen. Puisi dan novel demikian. Tulisan opini pun begitu.
Setelah saya renungkan sepanjang penulisan cerpen-cerpen saya, ternyata itu tidak sekadar sebuah nama daerah dan tanggal pada kalender. Banyak fungsinya.
Biodata cerpen
Seorang pengarang pasti tidak ingin cerpennya dicuri alias jadi bahan plagiat oleh orang lain. Ia sudah susah payah berpikir dan berhak klaim penuh atas kepemilikan karya.
Biodatanya diterakan. Dari nama, entah nama pena atau asli. Lantas, keterangan tempat dan tanggal penulisan. Ini jadi satu di dalam media massa -- tempat cerpennya ditulis -- atau buku pribadinya. Ada bukti bahwa cerpen itu miliknya.
Merapikan arsip pengarang
Pengarang tidak pernah tahu, ia akan tenar karena cerpen tahun berapa. Tidak jadi jaminan, cerpen yang baru dikarang mendapat perhatian khalayak banyak.
Bisa jadi cerpen-cerpen lawas yang lebih tenar. Waktu penulisan menunjukkan itu. Cerpen dicatat rapi berdasarkan kurun waktu yang berurutan dalam arsip pengarang.
Membantu pengarang, mengingat latar belakang
Ketika diminta menceritakan kembali atau barangkali pengarang ingin mengenang cerpen-cerpennya, tempat dan waktu penulisan sangat membantu membuka ingatan.
Semisal, cerpen ditulis ketika pengarang masih muda. Waktu sering cinta monyet. Secara tidak langsung, cerpen-cerpennya kebanyakan mengisahkan cerita cinta kawula muda.
Barangkali pula, salah satunya cerita dia sendiri. Dengan sangat mudah, setelah melihat tempat dan tanggal penulisan, pengarang terbantu mengingat latar belakang penulisan cerpen.
Menolong pembaca dalam memahami cerpen
Dari sudut pandang pembaca, kedua informasi itu sangat menolong untuk memahami sebagian cerpen, terutama kisah pengalaman yang menjadi bagian dalam sejarah.
Ada pengarang-pengarang tertentu yang mengisahkan cerita pribadinya dalam fenomena sosial yang sedang terjadi pada tahun penulisan cerpen.
Betapa sulit memahaminya jika tidak belajar sejarah. Peristiwa-peristiwa yang tiba-tiba saja terjadi dalam cerpen tanpa dijelaskan sebabnya -- dianggap pembaca pada tahun itu sudah mengerti, akan sulit dipahami pembaca zaman sekarang.
Semisal, waktu perjuangan kemerdekaan. Hal-hal penderitaan yang luput diutarakan karena takut atau tidak bisa bicara -- sebab suatu hal, ada yang dituliskan sebagai cerpen. Peristiwa-peristiwa sejarah dalam era tersebut harus diketahui dahulu, agar cerpen terasa nyambung. Waktu penulisan menunjukkan kapan sejarah terjadi.
Pada sisi lain, bisa pula tempat penulisan cerpen menjelaskan lokasi budaya dan kebiasaan yang berlaku, yang sedang dikarang di cerpen. Jika sebuah daerah di luar negeri, tentu, agar lebih mantap memahami, kita memperluas wawasan dahulu tentang apa saja yang dibiasakan di negara itu, yang berbeda dengan negara kita.
Akhirnya...
Tempat dan tanggal penulisan cerpen merupakan bagian penting dalam sebuah cerpen. Semenarik apa pun cerita, jangan lupakan untuk menyertakan kedua informasi itu.
Pada satu sisi, bermanfaat membantu pengarang menghindari plagiat. Pada sisi lain, menolong pembaca untuk memahami keseluruhan isi cerpen, dari masa ke masa.
...
Jakarta
7 November 2021
Sang Babu Rakyat
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H