Ada yang suka ringkas dan langsung ke poin-poin. Ada yang panjang lebar dan menulis sesukanya. Ada yang memakai gaya fiksi untuk menyamarkan keluh kesah. Sebagian dari hasil meniru.
Kosakata sudah ada di kamus
Penulis butuh kata-kata untuk menyampaikan hasil pikir. Kata-kata itu tidak ada yang baru dan ditemukan sendiri dari hasil pikirnya. Semua sudah ada di kamus. Tinggal pilih dan pilah, serta ditepatkan sesuai maksud yang hendak diutarakan.
Kosakata itu sudah lengkap dengan artinya. Penulis comot saja dan seharusnya memang comot dari sana, agar tulisan benar sesuai kaidah.
Kita tidak bisa menampik, terkadang hanya merangkai ulang kata dan kalimat yang sebetulnya sama intinya dengan kata dan kalimat lain dalam tulisan orang. Supaya tidak kentara meniru.
Kalaupun ada yang baru...
Tentu, yang baru pasti ada. Hasil pikir kita. Perenungan dan logika masuk akal. Pendapat dan kesimpulan. Berapa persen itu dari seluruh kemasan tulisan kita?
Patutkah kita berbangga atasnya? Jika pun harus berbangga, adalah lebih karena pemikiran itu telah dibagi dan sedikit banyak sudah mencerahkan para pembaca.
Masalah soal tulisan kita ternilai bermutu, sekali lagi, banyak faktor yang membuatnya demikian. Paling banyak, bukan dari kita sendiri. Adalah tidak tepat jika seorang penulis jadi sombong karena tulisannya.
...
Jakarta