Tetapi ingat...
Ada koridor di mana kita tidak selamanya bisa mengiyakan rangkap tugas. Jika keluarga tidak menerima dan meminta kehadiran kita, sebaiknya dipertimbangkan.Â
Jangan sampai karena loyalitas pekerjaan -- kendati bekerja pun untuk keluarga -- keluarga menjadi tidak beroleh perhatian. Workaholic pun ada batasnya.
Boleh kita tolak secara sopan disertai alasan jelas kepada pimpinan yang menyuruh dan pegawai yang meminta. Apalagi kalau ada anggota keluarga yang sedang tidak baik, semisal sakit.
Kita perlu pula meyakini bahwa kompetensi dan keahlian kita memang mendukung untuk menyelesaikan tugas tambahan itu. Jangan sampai, telah diiyakan, kita bingung di tengah jalan. Sudah bos telanjur percaya, pekerjaan malah terbengkalai.
Akhir kata...
Selain memandang loyalitas terhadap kantor, bekerja pada akhirnya untuk kepuasan pribadi dan keluarga. Bekerja pun perlu diperhatikan waktunya. Apakah seimbang, saat-saat bersama keluarga dengan waktu bekerja?
Rangkap tugas dapat dilaksanakan, tentu sebaiknya dengan senang hati dan sudah mempertimbangkan beberapa aspek di atas. Ketika mengiyakan, berarti kita percaya bahwa kita mampu menyelesaikan. Tidak ada pula yang keberatan.
...
Jakarta
11 Agustus 2021