Siaran pers MasterCard yang diterima di Jakarta, Kamis (17/4) menyebutkan, Indonesia bertengger di urutan kedelapan di antara 16 negara Asia-Pasifik yang menjadi sasaran survei.
Urutan pertama adalah konsumen Thailand (84% warga di sana biasa memberikan uang tip), kemudian Bangladesh (80%), India (78%), Filipina (73%), dan Hongkong (56%). Selanjutnya ada Australia (46%), Myanmar (42%), Indonesia (33%), Malaysia (31%), Vietnam dan Singapura masing-masing 20%.
Hal menarik yang tertangkap survei adalah rendahnya warga negara-negara di Asia Timur dalam memberikan tip, seperti Tiongkok (15%), Taiwan (12%), Korea Selatan (10%), dan Jepang (4%).
Secara rata-rata, sekitar 40% atau empat dari 10 konsumen terbiasa memberi uang tip setelah makan di restoran. Penelitian dilakukan antara Oktober dan November 2013 dengan 7.932 responden berumur 18-64 tahun.
Sebuah analogi
Saya pernah punya seorang atasan. Beliau jarang mengapresiasi jika tidak dalam keadaan luar biasa. Sekadar ucapan terima kasih, tidak sembarang beliau berikan.
Semisal, bawahannya mengerjakan hal yang menjadi tugasnya tepat waktu dan bagus hasil. Sebagian atasan boleh jadi memberi apresiasi berupa ucapan terima kasih. Bagi beliau, tidak perlu. Itu sudah tugas, melakukan sebaik-baiknya pekerjaan.Â
Untuk apa memuji seseorang atas perilaku yang memang sudah seharusnya dilakukan?
Demikianlah perbandingan dengan kasus para penerima tip. Adakah pantas mereka menerima penghasilan di luar seharusnya yang diterima, dalam hal ini gaji perusahaan?
Besaran tip