Boleh jadi, bukan karena unik, Anda memutuskan memberi waktu mendengar lagu berulang-ulang. Anda begitu ikhlas dan sangat menikmati. Kiranya ada beberapa hal:
Rekaman audio apik
Ini faktor utama tetapi tidak esensial. Melihat dari sisi kemasan, bukan isi. Setiap Anda pasti suka jika rekaman lagu bening, semua alat musik terdengar jelas, dan suara vokalis bersih.
Tidak ada macet di sana-sini. Tidak ada gangguan suara penonton. Kita fokus ke penampilan lagu. Telinga seperti dimanjakan. Bahasa Inggrisnya earworm.
Sesuai keadaan hati
Beberapa lirik lagu seringkali betah kita dengar dan nyanyikan karena sesuai dengan keadaan hati yang sedang dialami. Lagi patah hati, banyak lagu galau yang jika disenandungkan mewakili perasaan.
Kita serasa tidak sendiri menghadapi kesusahan dan penderitaan. Bila suasana bahagia, tidak sedikit pula lirik lagu yang mampu menggambarkan.
Belajar tentang nasihat
Anda bosan mendengar nasihat dari pembacaan kitab suci? Jenuh mendapat omelan dari orangtua? Bukan karena maknanya, tetapi terasa datar karena begitu-begitu saja disampaikan? Bahkan, tidak suka sebab sesekali diutarakan lewat amarah?
Mendengar lewat lagu adalah solusinya. Saya kerap mendengar lagu-lagu gereja, yang isinya seputar cerita kitab suci. Lagu sarat makna dan nasihat boleh pula kita temukan di lagu sekuler, seperti punya Ebiet G. Ade.
Ini cara belajar saya dalam merenungi kehidupan. Jujur, mendengar nasihat dalam alunan nada lebih mengasyikan daripada sekadar membaca atau dinasihati orang.