Setidaknya ada tiga kebiasaan...
Dari kebanyakan impersonasi yang pernah saya nikmati, saya simpulkan bahwa impersonasi tidak gampang. Kendati belum pernah melakukan, setidaknya ada tiga tahapan yang perlu dilakukan agar impersonasi berhasil.
Memahami tokoh yang ditiru
Seorang yang hendak melakukan impersonasi wajib mempelajari seluk-beluk tokoh yang ditiru. Bagaimana penampilan fisiknya, bagaimana cara bicaranya, sikap apa yang paling unik dan menarik dari dirinya (sekali dilakukan, banyak orang langsung mengingatnya), dan seterusnya.
Pengamatan tidak sekali dua kali. Berkali-kali, sampai melekat benar di otak. Bisa dengan melihat video yang bersangkutan atau membaca berita tentang kebiasaannya.
Menyiapkan perlengkapan semirip mungkinÂ
Untuk mendukung penampilan seperti tokoh asli, seseorang harus menyiapkan busana yang memadai. Dari ujung rambut hingga telapak kaki, diperhatikan benar.
Desain baju yang menjadi ciri khas tokoh, sepatu yang kerap dikenakannya, jenis celana beserta warnanya, aksesoris yang melekat, dan seterusnya, harus disediakan dan dikenakan selengkap mungkin.
Melupakan diri barang sejenak
Tahap terakhir dalam penerapan impersonasi adalah kemauan seseorang untuk melupakan dirinya barang sejenak. Setidaknya, selama jam ia melawak.
Ia tidak boleh menjadi dirinya. Ia harus sepenuhnya mengingat tokoh asli dan menirunya. Ini tidak mudah, butuh daya pikir yang kuat dan pengalaman yang terus terlatih.