Kita paham betul, sebelum masuk ke fase dewasa dan menikah, lalu tinggal bersama orang lain dan menetap di tempat lain, rumah adalah lokasi pertama, tempat belajar seputar kehidupan.
Sebagai anak, mulai bangun tidur hingga kembali menutup mata, orangtua dan anggota keluarga (semisal kakak dan adik) adalah pribadi terdekat yang memengaruhi karakter kita.
Kita belajar banyak dari rumah. Sejak kecil, telah dipahamkan bagaimana cara berdoa. Jangan pernah tinggalkan ibadah. Bantulah orang-orang di sekitar. Biasanya terucap dari ayah dan ibu.
Itu dikatakan berulang-ulang. Terekam di memori dengan sempurna. Dinyatakan dalam bentuk perilaku dan ucapan, jika betul-betul patuh pada nasihat. Dari kecil telah dibiasakan, dilatih, dan diharapkan menjadi orang baik.
Pentingnya teladan orangtua
Orangtua mengambil peran penting dalam membentuk kebiasaan baik anak. Tidak mungkin anak tidak merokok jika melihat bapaknya merokok. Besar kemungkinan anak genit terhadap perempuan, bila melihat bapaknya suka main perempuan.
Jika ibunya rajin bersih-bersih, anaknya pun perlahan mengikuti. Selain pintar-pintar ibu mengajarinya -- semisal dari kecil diupahi seusai menyapu -- boleh pula ditanamkan pemikiran baik dalam benak anak.
Dipahamkan bahwa bersih-bersih rumah bukan sekadar pekerjaan ibu. Anak juga wajib mengambil peran. Ini demi kebaikannya. Selain sebagai pelaksanaan perintah agama, banyak hal boleh dilatih.
Kebersihan memicu terjadinya hidup sehat. Kerja bakti membersihkan rumah mencerminkan ada perilaku saling menolong antaranggota keluarga.Â
Bersih-bersih juga berguna menjaga berat badan, karena terjadi pergerakan fisik di sana dan pembakaran kalori yang telah dikonsumsi. Budaya bersih-bersih akan selalu berguna sampai tua, di mana pun dan kapan pun.
Dengan filosofi benar yang perlahan ditanamkan dan pandangan bahwa betapa bermanfaat bersih-bersih, anak mulai mengerti dan mengerjakannya, bersamaan dengan kebiasaan orangtuanya yang memberi teladan.