Mohon tunggu...
Y. Edward Horas S.
Y. Edward Horas S. Mohon Tunggu... Penulis - Pendiri Cerpen Sastra Grup (cerpensastragrup.com)

Nomine Terbaik Fiksi (Penghargaan Kompasiana 2021). Peraih Artikel Terfavorit (Kompetisi Aparatur Menulis 2020). Pernah menulis opini di KompasTV. Kontributor tulisan dalam buku Pelangi Budaya dan Insan Nusantara. Pendiri Sayembara Menulis Cerpen IG (@cerpen_sastra), Pendiri Perkumpulan Pencinta Cerpen di Kompasiana (@pulpenkompasiana), Pendiri Komunitas Kompasianer Jakarta (@kopaja71), Pendiri Lomba Membaca Cerpen di IG (@lombabacacerpen), Pendiri Cerita Indonesia di Kompasiana (@indosiana_), Pendiri Tip Menulis Cerpen (@tipmenuliscerpen), Pendiri Pemuja Kebijaksanaan (@petikanbijak), dan Pendiri Tempat Candaan Remeh-temeh (@kelakarbapak). Enam buku antologi cerpennya: Rahimku Masih Kosong (terbaru) (Guepedia, 2021), Juang (YPTD, 2020), Kucing Kakak (Guepedia, 2021), Tiga Rahasia pada Suatu Malam Menjelang Pernikahan (Guepedia, 2021), Dua Jempol Kaki di Bawah Gorden (Guepedia, 2021), dan Pelajaran Malam Pertama (Guepedia, 2021). Satu buku antologi puisi: Coretan Sajak Si Pengarang pada Suatu Masa (Guepedia, 2021). Dua buku tip: Praktik Mudah Menulis Cerpen (Guepedia, 2021) dan Praktik Mudah Menulis Cerpen (Bagian 2) (Guepedia, 2021).

Selanjutnya

Tutup

Foodie Artikel Utama

Tips Makan di Daerah Wisata agar Pengeluaran Terkendali

3 Juni 2021   21:38 Diperbarui: 6 Juni 2021   17:15 1020
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi daerah wisata, sumber: jababekamorotai.com

Karena pengeluaran ke sana --semisal transportasi dan penginapan-- dan lelahnya fisik selama perjalanan sudah cukup besar, maka saya menerapkan empat tip berikut untuk mengendalikan pengeluaran dari segi makanan.

Cek daftar harga

Setiap ke warung, biasanya ada daftar harga terpajang di dindingnya. Mulai dari harga makanan utama, makanan pelengkap, sampai minuman. Terpampang besar dan terbaca jelas.

Kalau tidak, ada pula berupa sebuah kertas mika berwarna yang tergeletak di atas meja makan atau diagihkan oleh pelayan. Saya baca baik-baik di sana sebelum memesan makanan.

Tanya ke penjual

Jika tidak ada daftar harga, saya membuang ego dan tidak malu bertanya ke penjual, berapa seporsi harga makanan. Apakah saya terlihat miskin dan punya uang pas-pasan, saya masa bodoh.


Gengsi saya tinggal di rumah. Biar sama-sama enak, tidak ada yang tertipu. Penjual saya beli makanannya, saya puas pula antara harga dengan kualitas makanan.

Pilih warung langganan

Untuk beberapa daerah wisata yang kerap kita kunjungi, pasti ada satu dua warung yang terus bertahan dan berkali-kali kita makan di sana. Kita sudah paham harganya dan begitu mengerti kualitas makanannya.

Tidak perlu lagi observasi ke tempat lain. Toh, biasanya makanan di lokasi wisata hampir sama ragamnya. Semisal mi rebus di daerah puncak. Sebagian besar warung berderetan menjual mi rebus. Pilih saja yang langganan.

Bawa makan sendiri

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Foodie Selengkapnya
Lihat Foodie Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun