Berkali-kali kalau duduk di kursi kerja, saya pasti ambil dompet itu dan masukkan ke laci. Kebetulan, para pegawai kantor jujur semua. Jadi, saya tenang sekaligus nyaman saat bekerja.
Tidak gemar melihat uang banyak
Saya juga tidak suka melihat banyak uang. Cukup sedikit saja dan seperlunya. Jika banyak dan berserakan -- seperti pecahan dua ribu, lima ribu, dan sepuluh ribu -- entah kenapa itu bisa cepat sekali habis daripada selembar uang seratus ribu.
Ada perasaan gampang saja membelanjakannya. Sementara untuk uang besar, sayang jika tidak perlu-perlu amat. Uang kecil gampang "raib". Hahaha...
Menjaga nafsu
Dengan tidak melihat uang banyak -- padahal di kartu sangat banyak jumlahnya (sombong amat, hahaha...) -- saya melatih diri menjaga nafsu belanja. Seakan-akan saya memosisikan tidak punya uang dengan bukti sedikit uang di dompet.
Saya ikhlaskan uang itu terbelanjakan untuk bahan-bahan pokok seperti sandang, pangan, dan papan. Untuk keinginan, pikir-pikir dahulu. Sesekali boleh dibelikan.
Berhemat dan bisa menabung
Menyimpan uang dalam deposit pada kartu adalah salah satu bentuk saya berhemat dan menabung, sekaligus menghargai keringat atas kerja keras. Tuntutan harus ke mesin ATM yang sesekali lumayan jauh, guna mengambil uang, membuat saya malas bila keseringan.
Memang, saya sengaja atur seperti itu. Sekali ambil, secukupnya saja. Sisanya ditabung untuk masa depan. Tidak mudahkan kita belanja di sekitar -- semisal pasar tradisional atau toko kelontong -- jika yang ada hanya kartu ATM?
Meminimalisir terjadi kejahatan