Setelah melakukan kebaikan kepada orang, langsung beri titik. Selesai. Ikhlaskan. Jangan berharap kita beroleh kembali kebaikan darinya. Jika kita tidak mendapatkan, kecewa terjadi. Mengganggu kesehatan jiwa.
Penetapan cinta
Saat sudah punya pasangan -- seorang istri atau suami --, wajib kita cukupkan cinta pada lawan jenis. Jangan beri ruang dalam hati untuk mendua. Itu hanya menambah masalah.
Dengan muncul pelakor (perebut lelaki orang) atau pebinor (perebut bini orang), rumah tangga pasti hancur. Pandailah kita menghentikan nafsu untuk memiliki orang lain. Cukup satu yang singgah tetap di hati.
Tidak bisa menjawab misteri
Dalam hidup, orang terus bertanya dan mencari jawaban. Hal-hal misterius, jika ditemukan penyebabnya secara logika, kita pasti senang. Tetapi, ada hal-hal tertentu yang kita harus akui, tidak bisa menjawabnya.
Itu di luar kepikiran. Hanya Yang Maha Kuasa yang tahu. Kita cukupkan saja rasa penasaran itu. Tidak berguna. Kita hanya bisa menerima dan mengatur cara menyikapinya.
Saya masih terus belajar membubuhkan tanda titik pada akhir momen-momen di atas. Saya sadari tidak segampang itu terjadi. Tetapi, selama niat tidak pudar dan satu demi satu dilaksanakan, tidak ada yang mustahil. Seiring pertambahan umur dan kedewasaan, saya yakin, semua dapat dilakukan.
Anda pun sekiranya begitu. Kita ingin tidak sembarangan hidup. Ada keberhasilan demi keberhasilan yang dicapai pada masa depan. Jika tidak memberikan tanda titik untuk peristiwa masa lampau, sulit kita menjangkaunya. Semoga kita sehat selalu, baik jiwa maupun raga.
Sesampainya di rumah, kegagalan itu masih terbawa di pikirannya. Ia makan sedikit dan merebahkan diri. Malamnya, ia membuka buku pelajaran Matematika, yang diujiankan besok.
Ia pikir-pikir lagi, seandainya terus-terusan tenggelam dalam penyesalan, ia semakin tidak mampu belajar untuk mata ujian berikutnya. Akhirnya, ia memutuskan selesai dengan dirinya. Biarlah kegagalan hari itu terputus dan tidak terulang pada hari besok. Ia belajar lebih keras.