Mohon tunggu...
Y. Edward Horas S.
Y. Edward Horas S. Mohon Tunggu... Penulis - Pendiri Cerpen Sastra Grup (cerpensastragrup.com)

Nomine Terbaik Fiksi (Penghargaan Kompasiana 2021). Peraih Artikel Terfavorit (Kompetisi Aparatur Menulis 2020). Pernah menulis opini di KompasTV. Kontributor tulisan dalam buku Pelangi Budaya dan Insan Nusantara. Pendiri Sayembara Menulis Cerpen IG (@cerpen_sastra), Pendiri Perkumpulan Pencinta Cerpen di Kompasiana (@pulpenkompasiana), Pendiri Komunitas Kompasianer Jakarta (@kopaja71), Pendiri Lomba Membaca Cerpen di IG (@lombabacacerpen), Pendiri Cerita Indonesia di Kompasiana (@indosiana_), Pendiri Tip Menulis Cerpen (@tipmenuliscerpen), Pendiri Pemuja Kebijaksanaan (@petikanbijak), dan Pendiri Tempat Candaan Remeh-temeh (@kelakarbapak). Enam buku antologi cerpennya: Rahimku Masih Kosong (terbaru) (Guepedia, 2021), Juang (YPTD, 2020), Kucing Kakak (Guepedia, 2021), Tiga Rahasia pada Suatu Malam Menjelang Pernikahan (Guepedia, 2021), Dua Jempol Kaki di Bawah Gorden (Guepedia, 2021), dan Pelajaran Malam Pertama (Guepedia, 2021). Satu buku antologi puisi: Coretan Sajak Si Pengarang pada Suatu Masa (Guepedia, 2021). Dua buku tip: Praktik Mudah Menulis Cerpen (Guepedia, 2021) dan Praktik Mudah Menulis Cerpen (Bagian 2) (Guepedia, 2021).

Selanjutnya

Tutup

Diary Pilihan

Memaknai Hal Sepele Guna Memperbesar Sukacita

4 Mei 2021   03:31 Diperbarui: 4 Mei 2021   03:51 156
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi mi ayam yang saya makan, sumber: shutterstock

Seperti diulas di atas, kita sering mencari penyebab mengapa harus melakukan ini dan itu setiap hari. Jika alasannya itu-itu saja, tanpa berkembang, bisa memicu kejenuhan. Kita layaknya robot yang tiada hati.

Tetapi, bila ditemukan penyebab lain yang lebih berarti, rutinitas menjadi tidak menjemukan. Saya menyapu karena dengan begitu, kehadiran saya menjadi bermanfaat. Sebuah motivasi yang menghilangkan kebosanan.

Melengkapi sukacita

Ucapan syukur saya karena masih bisa makan saat itu betul-betul menambah kelezatan mi ayam. Tidak hanya lidah yang bergembira. Perasaan dalam hati, masih diberi Tuhan makan detik itu, dengan menu yang lebih beruntung daripada para gelandangan yang saya bayangkan, melipatgandakan sukacita makan.

Menghargai waktu

Terakhir, dengan memaknai hal kecil, saya belajar menghargai waktu setiap saat untuk sebisa mungkin menyelesaikan hal yang bermanfaat. Seperti menyapu, sepele, tetapi dengan mengerjakan itu, saya menghabiskan waktu untuk hal berguna.

Waktu tidak pernah kembali. Jika kita lewati dan buang untuk hal sia-sia, terkadang rasa penyesalan datang. Lalu, kita akan menyalahkan diri sendiri. Ini bisa dikurangi dengan memaknai hal-hal kecil.

Saya begitu bersukacita, karena dengan memaknai hal-hal kecil lebih dalam, saya berhasil beroleh semangat, melawan rasa bosan, dan menghargai waktu yang ada.

Begitulah diari, cerita saya. Kebiasaan yang terus saya bawa hingga sekarang. Saya bersyukur sampai detik ini, masih sehat, masih bisa makan, masih bisa memberikan sumbangsih pemikiran lewat Kompasiana.

...

Jakarta

4 April 2021

Sang Babu Rakyat

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Diary Selengkapnya
Lihat Diary Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun