Saya mulai menyukai Ibu. Satu-satunya wanita yang selalu hadir untuk saya, tanpa memandang waktu, dan merelakan dirinya begitu saja melakukan segala sesuatu demi kebahagiaan saya. Saya heran betapa ajaibnya bisa muncul sosok yang begitu sempurna kasihnya, sampai-sampai mungkin seumur hidup saya tidak akan mampu membalasnya.
Tetapi, tetap saja, saat sudah besar, ketika saya bisa berkata dengan jelas, saya akan bilang ketek Ibu itu begitu apek. Saya tidak mau nanti bila muncul bayi yang menjadi adik saya, dia mengalami peristiwa yang sama dengan saya. Pingsan di keteknya.
Setidaknya Ibu pakai deodoran lah.
...
Jakarta
25 Maret 2021
Sang Babu Rakyat
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H