Ujung langit mulai memerah. Matahari sebentar lagi tenggelam. Seusai berpamitan, Yu Sulepret menggegaskan kakinya. Bibirnya tersenyum sangat lebar. "Baru kali ini ada orang yang mau bayar mahal," pikirnya.
"Selamat malam, Bu."
Terdengar suara pintu diketuk.
"Yu Sulepret ya? Ayo masuk-masuk," seorang wanita menyapanya dengan hangat.
"Maaf, Bu Nyaimo. Saya kemalaman."
"Sudah tidak apa, baru pertama ini."
Yu Sulepret tiba-tiba berdecak kagum. Rumah itu terlalu indah. Ruang tamunya sangat luas dan berlantai marmer. Gorden di jendela berwarna emas kekuningan. Sofanya besar dan begitu empuk. Hawanya dingin dan segar. "Pantas, bayaran saya mahal," gumamnya.
"Ayo duduk dulu. Kamu pasti capek ya kerja dari pagi."
Yu Sulepret terharu. Begitu ramahnya majikan itu.Â
Dari balik pintu kamar tidur bagian depan yang setengah terbuka, sekejap ada suara.
"Sulepret?"