"Oke. Sebelum memulai pelajaran, Dika, pimpin doa ya." Tunjuk ibu kepada ketua kelas. Lima menit doa dilantunkan dan semua terlihat khusyuk mengikuti. Doa selesai.
"Kita langsung masuk ya ke pelajaran. Coba dibuka bukunya halaman 35." Bermodalkan kapur tulis putih di tangan, ibu menuliskan sebuah persamaan kimia di papan tulis hitam.
HCl + NaOH = NaCl +H2O
"Anak-anak, ada yang bisa membaca ini?"
Andi, yang kebetulan sangat tertarik dengan Kimia, mengacungkan jari. "Saya, Bu. "
"Iya coba Andi, apa bacanya?" Sembari mendengarkan Andi menjawab, ibu mendekati tempat duduknya dan membuka buku penilaian keaktifan. Iya, ibu selalu memberikan nilai tambah bagi anak yang aktif selama pelajaran berlangsung di kelas.
"Asam Klorida dicampur dengan Natrium Hidroksida, menghasilkan Natrium Klorida dan Air." Dengan lantang Andi berucap.
"Tepat sekali. Asam dicampur basa menghasilkan garam dan air. Nah Andi, apa nama lain dari Natrium Klorida?"
"Garam dapur, Bu." Teriak Budi menyela. Budi sepertinya juga ingin mengejar nilai keaktifan itu.
"Betul, Budi. Garam dapur. Kira-kira menurut kalian, apa pelajaran yang bisa dipetik dari garam dapur?" Pertanyaan tantangan diajukan ibu kepada seluruh anak. Mereka diuji untuk berpikir lebih keras.
Seorang siswi bernama Desy di kursi paling belakang memberikan tanggapan. "Garam itu berwarna putih, Bu. Putih melambangkan suci. Jadi, selama hidup, kita harus menjaga kesucian dalam berperilaku." Analogi warna berusaha dibangunnya.