"Pintar sekali, Desy. Iya benar. Kita sebagai makhluk beragama harus menjaga perilaku, hidup suci, dan menjauhi dosa. Seperti putihnya garam itu." Tangannya terlihat menuliskan nilai bagi Andi, Budi, dan Desy. Masing-masing beroleh 70.
"Ada lagi yang bisa menjelaskan pelajaran hidup dari garam dapur?" Ibu melanjutkan pertanyaan. Untuk tantangan kedua ini, para siswa takada yang bisa menjawab.
"Yakin nih, gag ada yang mau dapat nilai?" Kali ini ibu sengaja menawarkan nilai tinggi bagi yang bisa menjawab. Tetap saja, takada yang berujar menanggapi.
"Baiklah, kesempatan mendapatkan nilai ditutup ya. Untuk fungsi selanjutnya, garam memberikan rasa asin dalam setiap masakan, sehingga makanan menjadi tidak hambar dan lezat. Seperti itulah hidup manusia. Wajib memberikan rasa dalam setiap kehadirannya. Menjadi berguna dan bermanfaat positif bagi kehidupan di sekitarnya."
"Selain itu, garam juga berfungsi sebagai pengawet makanan, menjaga kualitas makanan agar tetap baik. Seperti itulah kita, sebisa mungkin mengawetkan kebaikan demi kebaikan, agar hidup di masyarakat bisa berlangsung dengan baik pula."
"Itu ya anak-anak, tiga pelajaran penting dari garam dapur. Dicatat dan diingat, karena ibu pastikan materi ini akan keluar di ujian tengah semester."
"Baiiiiikkk Bu." Seruangan menggema.
"Okelah, berhubung jam pelajaran sudah habis, Dika tutup dalam doa ya." Dika pun memimpin doa penutup. Pelajaran selesai, semua kembali ke kelasnya masing-masing.
...
Jakarta
11 Oktober 2020
Sang Babu Rakyat
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H