Kalau cara baca Alkitabnya mau konsisten literalis, harusnya kita  tetap mendukung perbudakan dan hukuman rajam seperti itu.
Artinya, larangan terhadap perbudakan dan hukum rajam kepada anak, dilarang karena tradisinya memang melarang, tapi teks kitab sucinya tidak melarang.
Oleh karena itu, kita perlu hati-hati dan membangun dialog dengan penerimaan yang hangat sebelum menghakimi mereka yang kebetulan memiliki orientasi seks yang berbeda. Saya percaya, Tuhan tidak mungkin melihat manusia sebatas pada orientasi seksualnya untuk menentukan seseorang masuk ke dalam surga atau neraka, bahagia atau menderita. Namun lebih daripada itu, Tuhan melihat hati manusia.
Selain itu, momentum ini menjadi momen penting bagi kita semua, untuk memahami dan mempelajari isu LGBT yang kompleks dan rumit, sehingga secara utuh dapat menghindari kesalahan berargumen juga menalar yang dapat melahirkan sikap dan perilaku diskriminatif terhadap saudara-saudara kita yang memiliki orienstasi seks yang berbeda.Â
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H