Mohon tunggu...
Honing Alvianto Bana
Honing Alvianto Bana Mohon Tunggu... Petani - Hidup adalah kesunyian masing-masing

Seperti banyak laki-laki yang kau temui di persimpangan jalan

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Memahami LGBT Tanpa Perlu Menjadi Hakim

27 Oktober 2020   16:28 Diperbarui: 27 Oktober 2020   16:37 143
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi LGBT (rumahfilsafat.com)

Faktanya, banyak orang LGBT yang menduduki posisi penting di dunia. Tim Cook, CEO Apple, adalah seorang homoseksual. Selain itu, perdana menteri Finlandia sekarang merupakan putri dari pasangan orangtua sesama jenis.

Seperti pembahasan sebelumnya, orientasi seksual tidak berhubungan dengan kesehatan mental maupun kebahagiaan mereka. Pada kenyataannya, mereka mengalami penderitaan karena masyarakat yang tidak mau menerima mereka apa adanya tanpa dasar yang jelas.

Oleh karena itu, sebenarnya kebencian terhadap LGBT sangat kontraproduktif. Ketika seharusnya semua orang diberdayakan, masih banyak diskriminasi yang terjadi kepada kelompok LGBT, baik di NTT secara khusus maupun di Indonesia. Padahal, mereka adalah Warga Negara Indonesia (WNI) yang mempunyai hak yang sama sebagai warga negara.

Rekomendasi kepada tokoh agama

Sebagai orang Kristen, saya menyadari bahwa di Alkitab, ada ayat-ayat yang secara sekilas eksplisit menolak orientasi seksual nonhetero, eksplisit menolak ekspresi gender yang tidak cisgender.

Teks-teks Alkitab yang eksplisit menolak LGBT, misalnya di kitab Perjanjian Lama, di kitab Imamat, yang eksplisit mengatakan: Orang yang melakukan hubungan seks, laki-laki dengan laki-laki itu harus dihukum mati, misalnya.

Tapi, lagi-lagi, yang harus dipahami, Alkitab bukan kitab yang ditulis untuk semua orang di semua masa. Ia ditulis di suatu momentum waktu tertentu, sosial politik tertentu, situasi teologis tertentu. Maka, kita perlu tahu konteksnya.

Itu alam pikir orang Yahudi yang sedang membangun bangsa, sebagai kumpulan yang sedang membangun bangsa, orientasi itu menambah jumlah manusia. Atau prokreasi.

Jadi larangan itu adalah missi-nya nation building orang yahudi pada masa itu. Maka, teks itu tidak bisa berlaku apple to apple dengan kita pada abad 21 ini.

Hal itu juga berlaku terhadap teks Alkitab yang lain. Contohnya, perbudakan. Di Alkitab, dari halaman pertama sampai halaman terakhir, tak ada larangan perbudakan. Bahkan dalam Injil Perjanjian Baru mengatakan budak harus tunduk kepada tuannya. Tapi, tidak ada orang Kristen, yang paling konservatif, yang setuju dengan perbudakan pada hari ini.

Begitu pun dengan ayat terkait parenting pada perjanjian lama.  Dalam perjanjian lama, anak yang membangkang terhadap orangtua harus dibawa ke Mahkamah Agama dan dihukum mati. Dirajam!

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun